Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan pemerintah akan mempelajari keuntungan sekaligus kerugian bagi Indonesia bergabung dengan perjanjian perdagangan bebas Trans Pacific Partnership (TPP), bila Amerika Serikat (AS) benar-benar menarik diri dari kemitraan tersebut.
"Kami sedang mempelajari. Kalau ada yang keluar ya tinggal mempelajarinya mungkin lebih mudah," ujar Darmin di Kementerian Keuangan, Selasa (22/11).
Namun begitu, Darmin mengatakan, sinyal keluarnya AS dari TPP yang disuarakan oleh presiden terpilih Donald Trump, juga belum pasti sekalipun Trump telah mengungkapkannya kepada publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, penggagasnya kan mereka. Tapi itu kan baru mau. Jangan dianggap sudah keluar. Baru mau saja," tambah Darmin.
Sementara terkait sikap Indonesia sendiri, Darmin memastikan, hingga saat ini, pemerintah juga belum memberikan sinyal pasti.
"Kita tidak pernah bilang bahwa kita sudah di dalam. Baru mau juga," kata Darmin.
Sebagai informasi, Trump telah menyatakan akan menarik AS dari kerja sama antar 12 negara Asia-Pasifik di hari pertamanya menjabat sebagai Presiden AS pada 20 Januari mendatang.
"Saya akan mengeluarkan notifikasi untuk mundur dari TPP yang berpotensi menghancurkan kita. Jika ingin secara adil, lakukanlah perdagangan bilateral yang bisa menciptakan pekerjaan dan membantu industri Amerika Timur," ungkap Trump, kemarin.
Tak hanya soal TPP, Trump mengatakan, akan memangkas sejumlah kebijakan pemerintah, menginvestigasi Departemen Ketenagakerjaan atas penyalahgunaan program visa, dan menghilangkan sejumlah hambatan dalam memproduksi kebutuhan energi seperti minyak mentah dan batu bara.