Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim konsep waralaba sangat cocok dikembangkan di Indonesia. Makanya, ia mendorong masyarakat dan pengusaha lokal untuk mulai mengembangkan usaha-usaha waralaba di daerah.
"Konsep waralaba sangat cocok dengan negara kita. Masyarakat kita sejak lama sudah terbiasa dengan usaha sendiri," ujarnya, saat membuka Pameran Indonesia Franchise dan SME Expo (IFSE), World Franchise Summit Indonesia, Jumat (25/11).
Menurut Jokowi, usaha lokal yang dibuka di daerah juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Pengusaha lokal juga dapat menaikkan tingkat usahanya dengan mengembangkan konsep waralaba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, umumnya, paket-paket waralaba sudah menganut standarisasi dan hemat ongkos. Pengusaha lokal dan masyarakat juga bisa menentukan sendiri alat-alat produksi yang digunakan.
"Jadi, tak usah mikir lagi, mau beli kulkas, kompor kayak apa. Jadi, daripada buat spek usaha sendiri, mending pengusaha lokal melakukan waralaba berstandar nasional dan internasional," imbuhnya.
Jokowi mengaku senang dengan terbukanya potensi waralaba di dalam negeri. Bahkan, ia berharap, waralaba semakin banyak bertumbuh di Indonesia. "Ke depan, ini adalah kekuatan kita, dan nantinya akan diikuti oleh waralaba lainnya yang akan muncul," terang dia.
Waralaba juga menarik konsumen dan diminati anak-anak muda, terutama mereka yang berada di perkotaan. "Semoga waralaba di Indonesia semakin hari semakin banyak dan akan memperkuat ekonomi kerakyatan di negara kita," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memanggil salah satu wirausaha, Odi Anindito, pendiri Coffee Toffee. Jokowi menyebutkan, kekayaan Odi dari hasil usahanya melampaui kekayaannya.
Saat ini, Odi telah mengembangkan 160 gerai Coffee Toffee yang tersebar di Indonesia. Jokowi merespons positif perkembangan usaha pengusaha muda ini. "Nah coba, 160. Yang pasti, saya pastikan ia lebih kaya dari saya. Jangan pikir saya enggak bisa hitung. Saya bisa hitung," ucap Jokowi berkelakar.
Makanya, sambung Jokowi, kehadiran waralaba akan menjadi lambang kemajuan sebuah kota. Meningkatnya waralaba juga mempengaruhi penyerapan sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Ia mencontohkan, 1200 gerai Kebab Turki Baba Rafi dan 180 gerai Es Teler 77. "Bayangkan berapa alpukat dan nangka yang diserap? Berapa banyak tenaga kerja yang diserap? Banyak sekali," tutur Jokowi.