Wijaya Karya Kuasai Lahan Kereta Cepat Sebelum Ganti Tahun

CNN Indonesia
Kamis, 24 Nov 2016 21:24 WIB
Saat ini, pembebasan lahan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 85 persen. Dipastikan, 100 persen pada Desember nanti.
PT Wijaya Karya (WIKA) Persero Tbk optimis akan menguasai lahan kereta cepat atau High Speed Rail (HSR) Jakarta-Bandung sebelum pergantian tahun nanti. Saat ini, pembebasan lahan sudah mencapai 85 persen. (REUTERS/Garry Lotulung).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya (WIKA) Persero Tbk optimis akan menguasai lahan kereta cepat atau High Speed Rail (HSR) Jakarta-Bandung sebelum pergantian tahun nanti. Optimisme tersebut bukan tanpa alasan, mengingat pembebasan lahan dari proyek itu sudah mencapai 85 persen.

Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Prabowo mengatakan, proyek kereta cepat dapat berjalan sesuai dengan rencana. "Yakin, sesuai jadwal. Karena, sudah lengkap tanah 85 persen. Bisa 100 persen dikuasai pada Desember," ujarnya, Kamis (24/11).

Tak cuma itu, sambung Bintang, perseroannya juga sudah mengirimkan alat berat untuk mendukung pembangunan proyek. Namun, untuk lebih memudahkan perseroan dalam menyediakan alat berat, perseroan juga berencana membangun pabrik pre-cast beton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alat-alat berat diimpor karena ada yang namanya girder box dengan panjang 30 meter, berat 950 ton. Kami bikin pabrik precast beton di sepanjang rel, karena nggak mungkin moving (bergerak) bawa 950 ton dengan truk di jalan raya," terang Bintang.

Lewat proyek kereta cepat ini, perseroan berpotensi mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp15,8 triliun. Namun, kontrak dari proyek kereta cepat tersebut baru akan diperoleh bulan depan. Perseroan telah lebih dahulu mengantongi Letter of Agreement (LoA) dari China Development Bank (CDB).

Proyek tersebut merupakan proyek yang dibawahi oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC). KCIC sendiri merupakan perusahaan konsorsium, yang terdiri dari beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di antaranya PT Kereta Api Indonesia (KAI), PTPN VIII, PT Jasa Marga, dan Wijaya Karya.

CDB adalah salah satu bank asal China yang ikut mendanai proyek kereta cepat tersebut. Hal ini karena Tiongkok ikut memegang saham sebesar 40 persen, dan sisanya dipegang oleh Indonesia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER