Jakarta, CNN Indonesia -- Imbauan untuk melakukan aksi tarik uang tunai ramai-ramai di bank atau Rush Money pada 25 November hari ini terbukti tidak terjadi. Sejumlah bank nasional mengklaim tetap menjalankan operasional seperti biasa, hingga waktu penutupan transaksi
teller pada pukul 16.00 WIB.
Alif Akbar, salah satu petugas
Customer Service BCA mengatakan tidak ada lonjakan aktivitas penarikan uang tunai di
teller bank milik grup Djarum itu. Alif yang sehari-hari bertugas di kantor cabang BCA wilayah Grogol, Jakarta Barat, mengatakan tidak ada nasabah yang secara khusus datang untuk menarik uang tunai dengan jumlah yang besar.
"Justru malah lebih banyak yang transfer non tunai ke antar bank, memang sekarang kan tanggal 25 banyak yang sudah gajian. Jadi wajarlah. Tapi tidak ada yang ke bank khusus ambil duit tunai banyak-banyak," ujar Alif kepada CNNIndonesia.com, Jumat (25/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas juga mengatakan, aktivitas Bank Mandiri di seluruh Indonesia hari ini berjalan dengan normal. Ia mengaku tidak mendapat laporan dari para pimpinan kantor cabang terkait penarikan uang besar-besaran sebagaimana ajakan yang beredar di media sosial.
"Tidak ada penarikan yang signifikan hari ini, Alhamdulilah normal-normal" kata Rohan.
Informasi PalsuSejak awal, Rohan menyebut isu
Rush Money yang disebarkan melalui media sosial berlandaskan informasi palsu yang sarat akan kepentingan politik. Ia membantah kondisi likuiditas perbankan saat ini tengah dalam masa sulit dan tidak bisa memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat secara masif.
"Itu semua tidak benar, permodalan perbankan kita cukup kuat kok," ujarnya.
Di Bank Mandiri sendiri, rasio kecukupan modal atau
capital adequacy ratio (CAR) berada pada level 22 persen atau jauh di batas minimal 10 persen.
"Kalau perbankan kan likuiditasnya, rasio CAR jauh di atas minimum. Jadi kita kuat," katanya.
Anggota Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti juga menyatakan kondisi perekonomian dan perbankan nasional saat ini dalam kategori sehat.
Ia mengatakan, Indonesia bukan seperti Yunani yang mengalami kebangkrutan sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk melakukan
Rush Money karena ekonomi masih tumbuh positif meskipun melambat dengan kondisi perbankan yang sehat.
Justru ia menyebut masyarakat kecil akan dirugikan jika perbankan digoyang dengan isu yang tidak elok itu.