Urus Ekonomi RI Lebih Berfaedah Ketimbang Memikirkan Trump

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 14:32 WIB
Mantan Kepala Bapepam-LK tak mau ambil pusing menduga-duga imbas apa yang akan dirasakan Indonesia pasca kesuksesan Trump mengandaskan Hillary Clinton.
Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tak mau ambil pusing menduga-duga imbas apa yang akan dirasakan Indonesia pasca kesuksesan Trump mengandaskan Hillary Clinton. (REUTERS/Gretchen Ertl)
Jakarta, CNN Indonesia -- Prediksi masa depan perekonomian dunia yang dirilis analis dalam maupun luar negeri pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), tidak membuat gusar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Mantan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tidak mau ambil pusing untuk menduga-duga imbas apa yang akan dirasakan Indonesia pasca kesuksesan Trump mengandaskan Hillary Clinton.

"Kita tidak ingin berubah menjadi sibuk (memikirkan). Lebih baik, kita urusi fondasi ekonomi yang sehat dan kuat," ucap Darmin, Kamis (10/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fondasi ekonomi yang sehat dan kuat, lanjut Darmin, lebih penting untuk dikejar dengan berbagai langkah yang telah dipetakan pemerintah. Sehingga apapun yang terjadi di negara lain tak akan mudah menggoyahkan ekonomi Indonesia.

Sementara, terkait reaksi pasar saham yang sempat mendapat sedikit pelemahan dan kemudian menguat, dianggap Darmin, tidak berimbas besar pada perekonomian.

"Kalau lihat reaksi pasar, kemarin ada koreksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tapi tidak terlalu besar perubahannya. Belum waktunya menentukan seperti apa kebijakan-kebijakannya," tegas Darmin.

Dari sini, pria asal Mandailing Natal, Sumatera Utara memastikan, publik tak perlu pusing memikirkan janji kampanye Trump dengan dampaknya pada perekonomian ke depan.

"Bahan kampanye tidak bisa dipakai mentah-mentah. Karena kampanye untuk menarik hati orang. Kadang, kampanye bertentangan dengan pelaksanaannya," kata Darmin.

Belum lagi, lanjut Darmin, AS merupakan negara terbuka sehingga sekalipun ada janji-janji kampanye Trump yang terlalu berisiko tentu akan dipertimbangkan oleh pemerintahannya ke depan.

Sebagai informasi, Trump mengungguli rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton setelah mendapatkan dukungan sebanyak 288 electoral votes.

Trump berhasil melebih batas minimal sebanyak 270 electoral votes. Sementara Clinton hanya meraup 215 electoral votes.

Semasa kampanye, Trump banyak menggulirkan isu proteksi perdagangan dengan mengenakan bea masuk yang tinggi untuk produk-produk asal negara lain. Tujuan akhirnya, masyarakat AS diharapkan bisa membeli lebih banyak produk dalam negeri. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER