Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memastikan aktivitas perdagangan bisnis ritel akan berlangsung normal besok, Jumat (2/12), sekalipun unjuk rasa atau demonstrasi bertajuk Aksi Bela Islam Jilid III akan digelar di pusat Ibukota DKI Jakarta.
Wakil Ketua Umum Apindo Tutum Rahanta mengatakan, pengelola toko-toko ritel tak akan mengurangi jam operasional atau menutup toko mereka saat peserta demo berunjuk rasa.
"Kalau melihat dari pengalaman demo sebelumnya, kami tetap melakukan aktivitas seperti biasa, namun dengan kewaspadaan yang meningkat," ungkap Tutum kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, terkait pengurangan jam operasional, Tutum menyerahkan sepenuhnya kepada pengelola toko ritel. Sementara, pengelola toko ritel yang berada di pusat perbelanjaan pasti tetap mengikuti ketentuan jam operasional pusat perbelanjaan.
Terkait tingkat kewaspadaan, Tutum meyakini, toko ritel di pusat perbelanjaan tentu lebih aman. Pasalnya, pengelola pusat perbelanjaan, seperti mall-mall besar akan meningkatkan keamanan.
Sedangkan untuk toko ritel yang tak berada di pusat perbelanjaan, Tutum tetap mengimbau agar pengelola ritel meningkatkan kewaspadaannya.
"Kalau ritel di mall tentu bergantung penuh dengan petugas keamanan dan pengelola mall. Mereka pasti tambah tingkat keamanan," terangnya.
Kendati beraktivitas normal dan meningkatkan kewaspadaan, Tutum bertumpu pada petugas keamanan negara untuk mengatur jalannya Aksi Bela Islam dengan kondusif sehingga potensi kericuhan tak muncul.
Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani mengecam rencana aksi unjuk rasa yang dikhawatirkan berdampak ricuh dan merugikan sektor ekonomi.
"Dunia usaha menolak dengan tegas pelaksanaan unjuk rasa yang mengakibatkan suasana tak kondusif dan berdampak pada terhambatnya aktivitas perekonomian," tuturnya, Selasa lalu.
Untuk ketahui, besok akan digelar Aksi Bela Islam Jilid III yang menuntut penyelesaian hukum dari kasus penistaan agama yang menyeret Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Santer beredar kabar, demo tak hanya berisikan ratusan ribu peserta unjuk rasa yang berasal dari organisasi masyarakat (ormas) keagamaan. Tetapi juga, para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Perburuhan Indonesia (KSPI) yang akan menyumbang suara dengan tuntutan seputar isu perburuhan dan 'Tangkap Ahok'.
(bir/gen)