Pertamina Lanjutkan Duet dengan Aramco di Cilacap

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 01 Des 2016 19:20 WIB
Kerja sama Pertamina dengan perusahaan asal Arab Saudi tersebut seharusnya berakhir tanggal 26 November 2016 lalu.
Kerja sama Pertamina dengan perusahaan asal Arab Saudi tersebut seharusnya berakhir tanggal 26 November 2016 lalu. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mengaku telah memperpanjang periode Head of Agreement (HoA) dengan perusahaan asal Arab Saudi, Saudi Aramco, dalam proyek perluasan kapasitas dan kompleksitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) Cilacap, meski poin-poin dari HoA sebelumnya belum terlaksana dengan baik.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi mengatakan, seharusnya HoA antar kedua perusahaan di kilang Cilacap berakhir tanggal 26 November 2016 lalu.

Namun pada tanggal 24 November, perusahaannya telah melakukan negosiasi kepada manajemen Saudi Aramco untuk memperpanjang HoA hingga 31 Desember 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rachmad menilai, Saudi Aramco masih berkomitmen untuk meneruskan RDMP kilang Cilacap. Sehingga, diharapkan perusahaan patungan (Joint Venture/JV) bisa dibentuk antara 26 November hingga 31 Desember mendatang.

"Kami sepakat, HoA diperpanjang hingga 31 Desember di mana kami ajukan empat klausul. Namun untuk mencegah dispute dan menjaga kerahasiaan dengan Aramco, kami tak akan sebut poinnya apa saja," ujar Rachmad, Kamis (1/12).

Ia menambahkan, terdapat satu dari empat klausul yang belum disepakati Saudi Aramco. Kendati demikian, ia tak menyebut klausul yang dimaksud.

Selain itu, ia memastikan bahwa HoA ini tidak mencakup kepastian Saudi Aramco untuk bermitra dengan perseroan dalam menggarap RDMP bagi kilang dan Balongan, di mana kesepakatan itu tercantum di dalam klausul HoA pertama.

Rachmad beralasan, klausul tersebut tidak lagi dimasukkan karena pemerintah ingin mempercepat realisasi RDMP Dumai dan Balongan. Namun, Pertamina tetap menunggu komitmen Saudi Aramco hingga 31 Desember 2016 mendatang.

"Kami menargetkan awal 2017 harus sudah bisa dimulai untuk Dumai dan Balongan karena pemerintah ingin cepat. RDMP ini tak boleh dilakukan secara seri, tapi harus dikerjakan secara berbarengan," ujarnya.

Kendati HoA diperpanjang dan perusahaan patungan belum terealisasi, Rachmad menjamin hal itu tidak akan mengganggu batas waktu pengerjaan RDMP Cilacap. Di samping itu, ia juga menepis kabar bahwa Saudi Aramco berniat mengurangi porsi kepemilikan saham di RDMP Cilacap dari 45 persen ke 35 persen.

"Sejauh ini timeline masih aman, dan kepemilikan mereka di proyek ini masih 45 persen," ujarnya.

Sebagai informasi, HoA pertama kilang Cilacap ditandatangani tanggal 26 November 2015 silam, di mana site preparation dan Basic Engineering Design (BED) diharapkan bisa dikerjakan dalam jangka waktu setahun.

Namun, saat ini proses BED yang dilakukan di Inggris masih belum rampung, karena kajian studi bersama seperti perhitungan teknis dan komersial juga belum sempurna. Padahal, HoA pertama RDMP Cilacap sudah kedaluwarsa.

Sebagai informasi, RDMP Cilacap rencananya akan memakan dana US$4,5 miliar dan dijadwalkan rampung tahun 2021. Setelah RDMP selesai, rencananya kapasitas kilang Cilacap akan bertambah dari 345 ribu barel per hari menjadi 370 ribu barel per hari. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER