Pertamina Bakal Terjun ke Bisnis Baterai dan Panel SUrya

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 08 Des 2016 08:48 WIB
Jika persiapannya sudah matang, Pertamina akan mencari mitra untuk membuat perusahaan patungan (Joint Venture) untuk memproduksi dua produk ini.
Jika persiapannya sudah matang, Pertamina akan mencari mitra untuk membuat perusahaan patungan (Joint Venture) untuk memproduksi dua produk ini. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) berencana untuk serius mengembangkan lini bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) mulai tahun 2017 mendatang. Salah satu jenis produk EBT yang akan dikembangkan perusahaan adalah baterai listrik dan panel surya (solar cell).

Wakil Direktur Utama Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, kedua produk itu dipilih karena permintaannya akan meningkat di masa depan. Apalagi, kedua teknologi ini akan sangat membantu masyarakat di pulau-pulau terpencil dan jauh dari akses listrik.

"Solar cell dan baterai ini bisa digunakan untuk penerangan jalan dan membantu rumah penduduk yang berada di remote area. Sedangkan baterai listrik bisa untuk mobil atau motor listrik. Ini bukan sekadar diversifikasi, tapi bisnis EBT justu menguatkan Pertamina sebagai perusahaan energi," ujar Ahmad, Rabu malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, lini bisnis baru ini masih dalam tahap kajian. Jika persiapannya sudah matang, Pertamina akan mencari mitra untuk membuat perusahaan patungan (Joint Venture) untuk memproduksi dua produk ini.

"Kami akan jajaki dengan partner, karena kami tidak mau mulai dengan riset awal dan produksi baterai dari nol. Jika dengan proses seperti itu, Pertamina akan ketinggalan jauh. Lebih baik cari mitra untuk bangun pabrik di sini," tambahnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, lini bisnis ini dipilih karena Pertamina memprediksi ketergantungan masyarakat akan Bahan Bakar Minyak (BBM) fosil akan terus menurun di masa depan. Sehingga, Pertamina perlu berbenah dan fokus di pemanfaatan EBT.

Di masa depan, tambah Ahmad, ada beberapa hal yang bisa membuat konsumsi BBM menurun. Pertama, adalah munculnya teknologi yang makin efisien dan berujung pada penciptaan teknologi alternatif. Apalagi, generasi milenial dipandang sangat peduli dengan lingkungan.

Alasan kedua, adalah perubahan sikap penggunaan kendaraan, di mana masyarakat saat ini lebih senang berbagi tumpangan melalui taksi atau ojek daring (online). Perubahan perilaku menuju sharing economy ini dianggapnya mampu menggeser konsumsi BBM.

"Kalau ini tidak bisa kami antisipasi, kami takut nasib Pertamina akan seperti PT Pos Indonesia (Persero) yang dulu berjaya dengan wesel dan kartu pos, sekarang kalah dengan teknologi. Makanya, 2017 Pertamina harus masuk ke energi baru terbarukan," ujarnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER