Nasabah Bank Girang Dengar Bunga Kartu Kredit Bakal Berkurang

CNN Indonesia
Jumat, 09 Des 2016 12:20 WIB
Bank Indonesia (BI) akan menggunting bunga kartu kredit dari 2,95 persen per bulan menjadi hanya 2,25 persen.
Bank Indonesia (BI) akan menggunting bunga kartu kredit dari 2,95 persen per bulan menjadi hanya 2,25 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar baik bagi pengguna kartu kredit di dalam negeri. Jika tidak ada aral melintang, Bank Indonesia (BI) akan menggunting bunga kartu kredit dari 2,95 persen per bulan menjadi hanya 2,25 persen. Rencana ini akan tertuang dalam beleid yang diharapkan rilis pada bulan ini atawa awal tahun depan.

Tentu para pengguna kartu kredit menyambut hangat kebijakan yang menguntungkan konsumen tersebut. Tidak sedikit nasabah mengaku beban pembayaran kartu kreditnya semakin meringankan, mengingat pemangkasan mencapai 70 basis poin (bps) per bulan atawa 840 bps (8,4 persen) per tahun.

Hindarti Purwaningsih, karyawan perusahaan reasuransi, salahsatunya. Ia mengaku, mengantongi dua keping kartu dari bank swasta, tetapi belum berani menggesek untuk mencicil barang impian atau belanja. Selama ini, penggunaan kartu kredit masih menjadi alat pembayaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya takut, kalau beli barang atau belanja tidak dibayar lunas nanti kena bunganya besar. Bunga kartu kredit setahun itu bisa 36 persen. Belum administrasi dan sebagainya. Makanya, kalau bunga turun sih mau lah belanja dicicil,” ujarnya, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (9/12).

Menurut Hindarti, tidak sedikit nasabah kartu kredit yang terjerat utang karena bunga membengkak, kemudian dikejar-kejar debt collector. Informasi itu diperolehnya dari berbagai rekan-rekannya. Sehingga, untuk menghindari hal tersebut, ia hanya menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran.

“Seluruh tagihan yang masuk, saya bayar lunas. Saya tidak mau utang kartu kredit menumpuk. Toh, saya menggunakan kartu kredit biasanya karena tidak bawa atau kekurangan uang tunai,” imbuh ibu satu putra tersebut.

Cindy Silviana Sukma, karyawan perusahaan multinasional juga bilang hal serupa. Selama ini, ia memanfaatkan penggunaan kartu kredit sebagai pengganti uang tunai semata. Misalnya, untuk membayar tiket pesawat, memesan hotel, hingga membayar transportasi daring.

Namun, sebelum jatuh tempo tagihan, ia mengklaim, telah membayar tagihan, termasuk biaya yang timbul. “Pembelanjaan online terutama, kan susah dengan kartu debit. Akhirnya, terpaksa menggunakan kartu kredit. Tapi, bayar langsung lunas,” terangnya.

Meski program kartu kredit banyak menawarkan cicilan, Cindy enggan memanfaatkan promosi tersebut. Pasalnya, bunga kartu kredit cukup memberatkan. Makanya, penurunan bunga kartu kredit akan membuat perempuan 28 tahun ini mempertimbangkan untuk melakukan cicilan.

Reaksi Berbeda

Reaksi dua nasabah kartu kredit di atas jelas berbeda dengan bank penerbit kartu kredit. Sebut saja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang khawatir pendapatannya dari lini bisnis kartu plastik tersebut bakal melorot.

Tardi, Direktur Bank Mandiri mengungkapkan, di sepanjang tahun ini, pertumbuhan bisnis kartu kredit tidak terlalu menggembirakan. “Jika turunnya 70 bps, ya profitnya turun besar,” ungkapnya, Rabu (7/12).

Hal senada disampaikan Direktur PT Bank Central Asia Tbk Santoso. Kendati menekan pertumbuhan pendapatan, ia menilai, sewajarnya bunga kredit diturunkan mengingat tren suku bunga sejak awal tahun terus menurun.

Beruntung, lanjutnya, kebanyakan nasabah BCA merupakan nasabah yang berperilaku transaksional. Ini berarti, penggunaan kartu kredit sekadar alat pembayaran semata. Ketika menggunakan kartu, mereka memilih membayar lunas seluruh tagihan.

Berbeda jika perilaku nasabahnya menggesek kartu, kemudian hanya membayar sebagian (revolver), maka tagihan yang tersisa sudah pasti terkena bunga.

“Kalau nasabah revolver besar, tentu dampaknya terhadap penurunan pendapatannya juga besar. Beruntung, nasabah kartu kredit di BCA banyak yang bersifat transaksional. Hanya 40 persen-45 persen ya yang revolver,” kata Santoso.

Untuk mengkompensasi hal tersebut, Steve Marta, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) mengusulkan agar BI bersedia memangkas bunga secara bertahap.

Dodit W Probojakti, Direktur PT Bank Mega Tbk menyarankan, bank sentral mempertimbangkan untuk memperpanjang masa transisi. "Dengan begitu, pelaku usaha dapat melakukan adjusment. Apalagi, kalau bisnis bank kan sudah ada di Rencana Bisnis Bank (RBB),” pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER