RI-Jepang Resmi Perpanjang Kerja Sama Swap Senilai US$22,7 M

Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) dan Bank of Japan, yang bertindak sebagai agen Kementerian Keuangan Jepang, telah menandatangani perpanjangan kerja sama Bilateral Swap Arrangement (BSA) senilai US$22,76 miliar.

"Kesepakatan untuk memperpanjang kerja sama BSA ini merupakan wujud nyata dari penguatan kerja sama keuangan antara kedua negara," tutur Gubernur BI, Agus Martowardojo, dalam keterangan resmi yang diterima pada Senin (12/12).

Pilihan Redaksi Nasabah Bank Girang Dengar Bunga Kartu Kredit Bakal Berkurang Selamatkan Bank, LPS Kaji Penerbitan Surat Utang Antisipasi Libur Panjang, Bank Mandiri Siapkan Rp 11,5 T

Selain itu, lanjut Agus, kerja sama ini juga merupakan komitmen kedua otoritas untuk menjaga stabilitas keuangan regional di tengah masih terus berlangsungnya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menambahkan, kerja sama swap dolar AS versus Rupiah ini ditujukan untuk mendukung kebutuhan likuiditas potensial dan aktual melalui penyediaan skema pencegahan dan penanganan krisis.

Melalui kerja sama ini, kesulitan likuiditas akibat permasalahan neraca pembayaran dan likuiditas jangka pendek bisa diatasi.

Penandatanganan perpanjangan kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Agus dan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, dengan Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, di tengah rangkaian sidang tahunan Dana Moneter Internasional/Bank Dunia pada Oktober 2016 lalu.

Perjanjian kerja sama BSA pertama kali ditandatangani pada tanggal 17 Februari 2003 dan telah beberapa kali diamandemen dan diperpanjang.

Perjanjian BSA yang berlaku efektif tanggal 12 Desember 2016 ini sendiri memiliki masa berlaku 3 tahun. Perjanjian ini juga merupakan perpanjangan kerja sama BSA yang ditandatangani pada tanggal 12 Desember 2013 dan berakhir pada tanggal 12 Desember 2016. (has/rah)