Jakarta, CNN Indonesia -- Pembentukan
holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan dan minyak dan gas (migas) yang ditargetkan terbentuk akhir tahun 2016 nyatanya belum juga selesai dalam pengkajiannya hingga saat ini.
Meski begitu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno masih berharap pembentukan
holding BUMN sektor pertambangan dan migas dapat direalisasikan akhir tahun ini.
Namun, ia tak menampik jika pembentukan
holding dua sektor tersebut tak dapat diselesaikan tahun ini, kemungkinan
holding BUMN sektor pertambangan dan migas baru dapat terwujud awal tahun 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapannya akhir tahun, ya kalau bisa akhir tahun. Kalau enggak ya awal tahun 2017 ya," ungkap Rini, (13/12).
Menurutnya, pembentukan
holding BUMN ini dibutuhkan persetujuan oleh semua kementerian terkait. Seperti diketahui, peraturan dasar pembentukan
holding terkait revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2005 mengenai Tata Cata Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara di BUMN dan Perseroan Terbatas sudah selesai.
Hanya saja, masih ada PP Inbreng yang belum rampung hingga saat ini. PP Inbreng tersebut, lanjut Rini, masih dipertimbangkan oleh beberapa kementerian terkait, termasuk Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sehingga, masih butuh waktu.
"Untuk kendala enggak ada, hanya perlu pengertian dari semua kementerian. Seperti PP kan harus diputarkan ke semua menteri," imbuh dia.
Perlu diketahui,
holding BUMN migas nantinya akan dipimpin oleh PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero) akan dibawahi oleh Pertamina.
Sementara,
holding BUMN sektor pertambangan akan dipimpin oleh PT Inalum (Persero). Di mana akan terdiri dari PT Timah (Persero) dan PT Bukit Asam (Persero).
(gir/gen)