Bayar Utang, Medco Dorong Anak Usaha Rilis Obligasi dan IPO

CNN Indonesia
Rabu, 14 Des 2016 23:02 WIB
Medco memiliki utang US$750 juta yang berasal dari pinjaman tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengakuisisi PT Newmont Nusa Tenggara.
Medco memiliki utang US$750 juta yang berasal dari pinjaman tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengakuisisi PT Newmont Nusa Tenggara. (www.ptnnt.co.id)
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi membayar utang perusahaan, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) bakal mendorong anak usahanya untuk menerbitkan surat utang (obligasi) paling cepat tahun depan.

Investor Relation Medco Energi Sonia Ayudiah menjelaskan, perusahaan memiliki utang sebesar US$750 juta yang berasal dari pinjaman tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengakuisisi PT Newmont Nusa Tenggara melalui PT Amman Mineral Internasional (AMI). Seperti diketahui, proses akuisisi ini terjadi pada pertengahan tahun ini.

Setelah proses akuisisi tersebut, Amman Mineral resmi menggenggam 82,2 persen saham Newmount. Adapun, Amman Mineral membeli Newmont dari Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, Sonia enggan menyebut anak perusahaan mana yang akan menerbitkan obligasi tersebut. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku masih mengkaji total obligasi yang akan ditawarkan.

"Anak usaha mananya belum diputuskan, karena yang berutang itu kan ada di bawah," ungkap Sonia, Rabu (14/12).

Sementara, perusahaan juga belum memutuskan jenis obligasi yang akan dikeluarkan. Namun, bukan tak mungkin perusahaan akan mengeluarkan obligasi global mengingat utang yang dimiliki dalam bentuk mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

"Mungkin salah satu opsinya karena utangnya dalam dolar AS, tapi bisa juga obligasi biasanya," imbuh dia.

Dorong Anak Usaha

Selain mengeluarkan obligasi, perusahaan juga akan mendorong anak usahanya untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) untuk meraup dana dari pasar modal.

Hanya saja, Sonia mengaku perusahaan masih mendiskusikan untuk menentukan anak perusahaan mana yang akan segera IPO. Sonia berharap salah satu anak perusahaanya dapat IPO tahun depan. Namun, jika memang tak memungkinkan, perusahaan masih merencanakan hingga 2018.

"Mungkin 2017 tapi mungkin juga 2018 karena melihat harga komoditas juga," terang dia.

Lebih lanjut Sonia menjelaskan, dana hasil IPO nantinya tak akan hanya digunakan untuk melunasi utang, tetapi juga uintuk pengembangan atau ekspansi berikutnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER