Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan tengah menunggu pengajuan proposal pengembangan (
Plan of Development/PoD) proyek minyak dan gas di laut dalam (Indonesia
Deepwater Development/IDD) Gehem dan Gendalo di Selat Makassar dari Chevron Indonesia.
"PoD-nya belum sampai ke kita. IDD itu bolanya bukan di pemerintah tapi di Chevron," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Kamis (15/12).
Arcandra menyebutkan, pemerintah terus berkomunikasi melalui pertemuan yang dilakukan antara ESDM dengan pihak Chevron terkait proyek IDD Gehem dan Gendalo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, hingga saat ini, ia menyebut belum mengetahui apa alasan keterlambatan penyerahan PoD dari Chevron kepada pemerintah.
"Coba tanya Chevron kenapanya, tentu ada pertimbangan. Tapi yang jelas kita menunggu, bolanya bukan di kita. Kita malah ingin dorong secepat mungkin," jelas Arcandra.
Padahal, lanjut Arcandra, kementeriannya berharap, PoD IDD Gehem dan Gendalo dari Chevron sudah diberikan ke ESDM sejak pertengahan tahun ini dan pengembangan proyek dapat segera dilakukan.
"Sudah, kita sudah
meeting. Kita sudah menunggu sejak bulan Juli, kita maunya bulan Juli kemarin harusnya," imbuh Arcandra.
Untuk diketahui, Chevron Indonesia telah mendapatkan persetujuan pengajuan PoD IDD Gehem dan Gendalo sejak tahun 2008 yang diteruskan dengan pengajuan PoD pada akhir tahun 2015 lalu.
Namun, pemerintah meminta Chevron merevisi PoD yang diajukan lantaran biaya proyek yang meningkat hampir dua kali lipat menjadi US$12 miliar dari sebelumnya hanya sebesar US$6,9 miliar.
Selain itu, PoD juga direvisi karena adanya kekurangan dari segi administrasi mengenai besaran hak ganti rugi kepada pemerintah atau credit investment. Chevron meminta credit investment yang melebihi ambang batas di bawah 100 persen menjadi 240 persen.
Oleh karena itu, Kementerian ESDM meminta Chevron merevisi PoD IDD Gehem dan Gendalo tersebut. Namun, jelang akhir tahun ini, Chevron belum juga mengajukan kembali PoD tersebut.