Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan menyodorkan proposal pengelolaan dua blok migas di Iran pada Februari 2017 nanti. Saat ini, perseroan migas pelat merah itu mengklaim masih meracik susunan proposal.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, proposal tersebut berisi penawaran teknis dan finansial yang nantinya akan dibandingkan dengan peminat lainnya. Kalau kedua aspek itu dianggap menarik, maka perseroan selangkah lebih dekat untuk mengelola dua blok migas tersebut.
"Februari, kami masukkan proposal. Kemudian, mereka meminta Pertamina untuk menunjukkan kemampuan teknis dan penawaran finansial yang menarik. Setelah itu, kami akan lihat respons mereka," ujar Syamsu, Selasa (20/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Syamsu, Pertamina serius di bisnis hulu migas Iran lantaran potensi cadangan yang menjanjikan. Dua blok migas di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri tercatat memiliki cadangan 3 miliar barel dengan total produksi 120 ribu barel per hari.
Jangan heran, apabila operator yang berminat mengelola kedua Wilayah Kerja (WK) migas tersebut bejibun, tak cuma Pertamina.
"Saat kunjungan ke Iran, sebenarnya, kami ingin ada sesuatu yang ditandatangani. Tapi kami belum bisa mengajukan sesuatu yang kami tidak tahu persis seperti apa. Namun, kebetulan, dua blok itu memang masuk daftar Pertamina dan ada pesaing kami juga yang berminat mengelola blok tersebut," terangnya.
Jika Pertamina berhasil mendapatkan hak kelola, perseroan tidak akan mengempit 100 persen hak partisipasi (participating interest/PI). Di samping itu, bentuk pengelolaan WK migas nantinya tidak berbentuk kontrak bagi hasil produksi (production sharing contract/PSC), melainkan service contract dengan menggandeng mitra asal Iran.
Namun, apabila proposal ditolak, Pertamina masih berniat melirik blok migas lain di Iran. "Kan kami punya beberapa daftar. Mereka menawarkan dua blok ini untuk dievaluasi. Jadi, dua blok itu mereka yang menawarkan tapi memang kebetulan ada dalam list kita," jelasnya.
Akuisisi blok migas di Iran merupakan fokus bisnis hulu migas internasional Pertamina di tahun depan. Setelah itu, perseroan juga berniat untuk memproses hak partisipasi di dua blok migas di Rusia sebagai bagian kesepakatan dengan OJSC Rosneft dalam membangun kilang Tuban.
Rencananya, Pertamina akan mendapatkan kepemilikan 20 persen di lapangan Chavyo Field dan 37,5 persen di Russkoye Field. Kesepakatan ini ditandatangani pada 4 Oktober 2016 lalu.
"Tentu saja, kami tahun depan masih memproses Rusia dan mengincar beberapa blok migas di Timur Tengah dan Afrika. Namun, yang pasti kami akan fokus di Iran," kata Syamsu.
Sekadar informasi, Pertamina melalui PT Pertamina Internasional EP memiliki aset di tiga negara, yaitu Aljazair, Malaysia, dan Irak. Sampai Agustus 2016, produksi luar negeri perseroan tercatat 120,6 ribu setara barel minyak per hari (BOEPD) dengan kontribusi terbesar berasal dari Irak, yakni 43,7 ribu BOEPD atau 36,23 persen.
(bir)