Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan tetap mendukung Christine Lagarde, Direktur Pelaksana lembaga tersebut yang tersangkut kasus keuangan di Perancis.
Dalam penyataan resminya, Selasa (20/12), Dewan Eksekutif IMF menyatakan telah melakukan pertemuan untuk mempertimbangkan perkembangan terakhir di proses hukum di Perancis yang melibatkan Christine Lagarde.
Dewan Eksekutif IMF menyatakan telah mengumpulkan semua hal yang relevan terkait kasus tersebut dalam diskusi, termasuk rasa hormat dan kepercayaan terhadap kepemimpinan Lagarde di IMF .
"Dalam konteks ini, Dewan Eksekutif menegaskan kepercayaan penuh pada kemampuan direktur pelaksana untuk terus secara efektif melaksanakan tugasnya," tulis pernyataan tersebut, dikutip Selasa (20/12).
Menurut Dewan Eksekutif IMF, di bawah kerangka tata kelola, direktur pelaksana ditunjuk oleh dewan eksekutif dan melakukan tugasnya di bawah arahan dewan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait pengawasan pelaksanaan tanggung jawab, Dewan Eksekutif telah bertemu secara teratur, sejak penunjukan direktur pelaksana pada 2011. Hal itu untuk mempertimbangkan apakah perkembangan dalam proses hukum di Perancis terkait dengan Lagarde telah mempengaruhi kemampuannya untuk memimpin IMF.
"Dewan Eksekutif berharap untuk terus bekerja dengan direktur pelaksana, untuk menghadapi tantangan sulit yang dihadapi ekonomi global," tukas para dewan.
Sebelumnya, Lagarde dinyatakan bersalah dalam kelalaian menggunakan dana publik saat dirinya menjabat sebagai Menteri Keuangan Perancis. Meski demikian, Lagarde terbebas dari hukuman penjara.
Dikutip dari Guardian, Lagarde menghadapi tuntutan denda 15 ribu Euro dan hukuman penjara di atas satu tahun dalam kasus yang berhubungan dengan pebisnis Perancis, Bernard Tapie.
Namun Pengadilan Perancis kemudian memutuskan bahwa Lagarde tak akan menjalani hukuman dan kasus ini tidak masuk dalam rekam jejak kriminal.
Dalam kasus ini, Lagarde dianggap lalai dalam penggunaan uang publik karena menyetujui pembayaran sebesar 400 juta Euro pada Tapie dan bukan malah melakukan banding atas putusan tersebut.
Kasus Tapie merupakan kasus lama yang bermula di tahun 1993 saat mantan pemilik klub Olympique Marseille tersebut menjual sahamnya di Adidas untuk menghindari konflik kepentingan.
Tapie menunjuk Credit Lyonnais untuk mengatur proses penjualan saham miliknya. Saham milik Tapie terjual dengan harga 318 juta Euro, termasuk komisi untuk Credit Lyonnais.
Setahun kemudian, nilai saham tersebut meroket jadi 533 juta Euro.
Tapie menganggap dirinya telah ditipu dan kemudian mengajukan tuntutan. Di saat yang hampir bersamaan, Credit Lyonnais bangkrut dan pemerintah mengambil alih. Dari situlah pertarungan Tapie dengan pemerintah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
(gir/gen)