Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyatakan bakal mencairkan fasilitas pinjaman sebesar US$750 juta atau setara Rp9,975 triliun (asumsi Rp13.300 per dolar AS) pada pekan ini.
Sekretaris Perusahaan BNI Kiryanto menyatakan, perseroan telah menandatangani facility agreement atas fasilitas pinjaman sebesar US$750 juta untuk tenor tiga dan lima tahun dengan konsorsium yang terdiri dari sembilan bank global pada 16 Desember 2016.
“Pencairan fasilitas pinjaman tersebut direncanakan dilakukan pada pekan ini. Pinjaman tersebut dengan persyaratan
clean basis [tanpa jaminan] dan akan digunakan antara lain untuk ekspansi bisnis,” ujarnya dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, dikutip Rabu (21/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kiryanto menjelaskan, tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional, hukum dan kelangsungan usaha dari penarikan pinjaman ini. Sementara dampak terhadap kondisi keuangan adalah tersedianya likuiditas antara lain untuk mendukung ekspansi bisnis BNI.
Untuk diketahui, sembilan bank global yang mengucurkan pinjaman ke BNI antara lain Australia and New Zealand Banking, Japan's Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, France's BNP Paribas, US's Citibank, Germany's Commerzbank, Taiwan's CTBC Bank and Singapores's DBS, Oversea-Chinese Banking Corporation and United Overseas Bank.
Per September 2016, BNI mencatat total utang sebesar Rp26,34 triliun. Jumlah itu terdiri dari utang rupiah Rp228,71 miliar dan utang valas Rp26,11 triliun yang sebagian besar berasal dari pinjaman bilateral Rp20,33 triliun.
Beberapa pinjaman bilateral yang diterima BNI antara lain dari Standard Chartered Bank Jakarta sebesar US$200 juta akan jatuh tempo pada 19 September 2019, pinjaman bilateral (club deal) dari BNP Paribas Singapore dan Bank Wells Fargo Hongkong US$260 juta jatuh tempo 5 Desember 2016, pinjaman bilateral luar negeri dengan Societe Generale Paris sebesar US$50 juta dan akan jatuh tempo pada 17 Desember 2018.
Bank pelat merah ini juga mencatat pinjaman bilateral luar negeri dengan China Development Bank sebesar US$700 juta yang jatuh tempo 16 September 2025. Selain itu, terdapat pinjaman bilateral luar negeri dengan China Development Bank sebesar 1,9 miliar renminbi yang jatuh tempo 16 September 2025.