Makanan dan Minuman Topang Pertumbuhan Industri RI Tahun Ini

CNN Indonesia
Kamis, 22 Des 2016 12:26 WIB
Besarnya kontribusi industri makanan dan minuman karena konsumsi masyarakat yang tinggi saat Idul Fitri, Hari Natal hingga pergantian tahun nanti.
Besarnya kontribusi industri makanan dan minuman karena konsumsi masyarakat yang tinggi saat Idul Fitri, Hari Natal hingga pergantian tahun nanti. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, industri makanan dan minuman (mamin) masih menjadi penopang utama pertumbuhan industri non minyak dan gas bumi (migas) Indonesia sepanjang tahun ini.

"Pertumbuhan industri masih ditopang oleh industri mamin sebesar 33,61 persen," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kantornya, Kamis (22/12).

Besarnya kontribusi industri mamin, disebut Airlangga, karena konsumsi masyarakat yang tinggi terutama saat Hari Raya Idul Fitri dan perayaan Hari Natal hingga pergantian tahun nanti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenperin mencatat industri mamin menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III 2016 secara tahun berjalan (year to date/ytd) sebesar 17,82 persen.

Sementara jenis industri lain, yakni perdagangan besar dan eceran, mobil dan sepeda motor mengambil porsi sebesar 12,97 persen. Diikuti pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 14,42 persen serta konstruksi 10,47 persen.

Lalu, pertambangan dan penggalian 6,94 persen, transportasi dan pergudangan 5,32 persen, jasa keuangan dan asuransi 4,14 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 3,76 persen.

Kemudian, informasi dan komunikasi 3,57 persen, jasa pendidikan 3,23 persen, penyediaan akomodasi 2,83 persen, real estat 2,74 persen, industri batubara dan pengilangan migas 2,08 persen.

Jasa perusahaan 1,66 persen, pengadaan listrik dan gas 1,17 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1,04 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang 0,07 persen, dan jasa lainnya 1,69 persen,

Melambat di 2017

Sementara untuk tahun depan, Airlangga memproyeksi, industri mamin masih akan menjadi motor penggerak kinerja sektor industri meski ia meramalkan, pertumbuhanya sedikit melambat.

"Tahun depan, masih ditopang oleh industri mamin meski sedikit turun. Tapi dengan ekonomi yang stabil akan dapat menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan daya saing di sektor industri," ujar Airlangga.

Kemenperin memproyeksi, industri mamin yang tumbuh dikisaran 8,2 persen sampai 8,5 persen hingga akhir tahun ini, akan merosot ke kisaran 7,5 persen sampai 7,8 persen di tahun depan.

Airlangga mengungkapkan, meski tahun depan konsumsi masyarakat diprediksi masih besar dan membuat industri mamin menjadi penyumbang terbesar pada PDB, namun kementeriannya ingin memberikan angka proyeksi yang realistis terlebih dahulu.

"Tentu kita akan lihat perkembangan industri mamin, karena dari segi industri kita ingin lebih tinggi sebetulnya. Tapi kalau dilihat dari segi perusahaan (pelaku usaha) kita perlu meninmbang. Makanya kita pasang angka yang realistis," jelas Airlangga.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER