Jakarta, CNN Indonesia -- Proses akuisisi PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) oleh
Federal Land Development Authority (FELDA) Malaysia melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, FIC Properties Sdn Bhd (FICP) telah mencapai titik temu untuk bersepakat melakukan jual beli (
Sale and Purchase Agreement/SPA).
Deputy Managing Direktur Rajawali Group Satrio Tjai menjelaskan, kesepakatan ini telah melalui proses negosiasi yang cukup panjang. Meski begitu, kesepakatan tersebut masih menunggu persetujuan dari otoritas terkait kedua negara. Hal ini disebabkan, FELDA sendiri merupakan perusahaan asal Malaysia.
"Kesepakatan ini merupakan momen yang sangat penting, setelah melalui proses yang panjang," ungkap Satrio dalam keterangan resmi, Jumat (23/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kesepakatan ini, FICP akan menggenggam 37 persen saham milik perusahaan yang masuk dalam Rajawali Group ini dengan total nilai US$505,4 juta.
Pihak perusahaan berharap, nantinya akan ada hubungan bilateral yang lebih erat lagi antar kedua negara ini dan memberikan peningkatan kemitraan yang solid satu sama lain dalam mengupayakan agenda yang besar di industri minyak sawit global, melalui Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Sawit (
Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC).
Sebelumnya, transaksi ini ditargetkan selesai pada Agustus tahun lalu, tetapi kemudian diperpanjang sampai akhir November tahun lalu. Tak hanya itu, rencana akuisisi ini sempat dikabarkan batal dilakukan pada pertengahan tahun lalu.
Sekadar informasi, saat ini mayoritas kepemilikan saham Eagle High masih digenggam oleh Rajawali Group. Namun, kepemilikannya tersebar melalui beberapa perusahaan seperti PT Rajawali Capital International sebesar 34,89 persen, PT Rajawali Capital 30,64 persen, Pegasus CP One 1,29 persen, Matacuna Group Ltd 1,77 persen, dan PT BW Investindo 4,98 persen. Sementara, sisanya dimiliki oleh publik.