Jakarta, CNN Indonesia -- Kinerja pasar modal Indonesia tahun ini tak sesuai ingar-bingar prediksi di awal. Mulai dari target 'penghuni' baru di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga target angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mesti direvisi karena tak realistis.
Semula, BEI optimistis ada 35 perusahaan terbuka (emiten) baru sepanjang tahun ini. Namun realitanya pahit, hingga September jumlah emiten baru hanya bertambah sebanyak 10 emiten.
Hal tersebut membuat BEI memutuskan untuk merevisi target jumlah emiten menjadi 25 perusahaan. Perombakan ini resmi berlaku setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BEI pada Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mencapai target awal 35 perusahaan memang agak berat, karena tambahan IPO tidak terlalu banyak," ucap Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat," September lalu.
Sayangnya, meski sudah direvisi menjadi hanya 25 emiten, nyatanya target tersebut masih tak tercapai hingga penutupan akhir tahun ini. Pasalnya, pada 19 Desember lalu, PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA) mencatatkan diri menjadi emiten baru ke-16 di tahun ini. Peluang adanya perusahaan baru sangatlah sempit hingga tutup tahun.
Dengan demikian, total emiten baru tahun ini hanya berjumlah 16 emiten. Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio sempat optimistis jumlah emiten baru dapat mencapai 17 emiten. Namun, salah satu perusahaan yang direncanakan untuk melakukan pencatatan sahamnya tahun ini batal yaitu, PT Forza Land Indonesia.
Pencapaian ini bisa dikatakan tak sejalan dengan insentif yang telah diberikan BEI untuk mendorong perusahaan biasa menjadi perusahaan publik. Lihat saja, BEI telah memberikan insentif berupa biaya pencatatan saham (
listing fee) hingga 50 persen dalam rangka mendukung kebijakan amnesti pajak, sehingga diharapkan banyak perusahaan yang melantai di bursa untuk menyediakan pilihan perusahaan yang lebih banyak kepada pelaku pasar.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir menjelaskan, perusahaan hanya melihat insentif tersebut sebagai salah satu bonus yang diberikan BEI. Namun, IPO merupakan salah satu strategi bisnis bagi suatu perusahaan. Sehingga, insentif tersebut bukanlah satu-satunya pertimbangan bagi perusahaan untuk melaksanakan IPO.
"Saya belum lihat itu menarik bagi perusahaan, karena IPO ini merupakan
strategic decision jadi bukan karena insentif-insentif tertentu itu dijadikan oleh mereka untuk IPO. Saya belum lihat itu menjadi pendorong," ungkap Silvano, awal Desember lalu.
BEI mencatat, total raihan dana yang didapat 16 emiten baru dari gelaran IPO secara keseluruhan mencapai Rp12,1 triliun.
Anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), bernama PT Waskita Beton Precast (Persero) Tbk (WSBP) tercatat paling banyak meraih hasil dana dari IPO sebesar Rp5,16 triliun. Sementara, PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) merupakan emiten yang meraup dana paling sedikit dari gelaran IPO, yakni Rp30,4 miliar.
Meski Waskita Beton menjadi emiten terbanyak yang meraup dana hasil IPO paling tinggi, perusahaan menjadi satu-satunya anak usaha BUMN yang melantai di BEI sepanjang tahun ini. Jumlah ini tentu jauh dari apa yang diinginkan oleh pemerintah, khususnya Menteri BUMN yang terus mendorong agar perusahaan BUMN mendorong anak usahanya untuk menjadi perusahaan publik.
 Ilustrasi. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani) |
Namun, beberapa anak usaha BUMN lainnya sempat ditargetkan IPO tahun ini diantaranya, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), PT PP Precast, PT Tugu Pratama, dan PT Wika Realty. Namun, induk usaha kembali mengundurkan IPO tersebut dengan pertimbangannya masing-masing.
Sementara itu, BEI kembali menargetkan jumlah emiten baru tahun depan sebanyak 35 emiten. Jumlah tersebut merupakan angka yang sama dengan target awal tahun ini sebelum direvisi.
BEI mencatat minat 10 emiten baru pada semester I 2017 nanti. Samsul menjelaskan, 10 perusahaan tersebut akan memasukkan buku laporan keuangan Desember 2016 sebagai salah satu syarat memenuhi kewajibannya untuk menjadi perusahaan publik.
"Ada 10 perusahaan yang pakai buku Desember 2016. Saya sudah tanya
underwriter [penjamin pelaksana emisi]," ujar Samsul.
Namun, Samsul enggan merinci 10 perusahaan yang rencananya akan melantai di bursa saham tahun depan tersebut. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut belum terlebih dahulu mendaftar dan melakukan mini expose di BEI.
Ketok Palu 2016Demi menggairahkan pasar, BEI juga memutuskan beberapa kebijakan untuk menyesuaikan dengan kondisi tahun ini. Sebut saja aturan
auto rejection yang ingin dikembalikan menjadi simetris, di mana batas harga atas dan batas harga bawah sama.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi BEI nomor Keo-00096/BEI/08-2015 tentang Perubahan Batasan
Auto Rejection, yang mengatur
auto rejection untuk rentang harga antara Rp50 sampai dengan Rp200 maka batas atas yang diterapkan ialah 35 persen dan 10 persen untuk batas bawah.
Rentang harga antara Rp200 sampai dengan Rp5 ribu maka batas atas yang diterapkan ialah 25 persen dan 10 persen untuk batas bawah, dan rentang harga di atas Rp5 ribu maka batas atas yang diterapkan ialah 20 persen dan 10 persen untuk batas bawah.
Namun, aturan yang kini asimetris akan diubah menjadi simetris yang akan mulai diberlakukan pada 3 Januari mendatang. Wacana terkuak pada Agustus lalu, dan mulai di uji coba sistem (
mock trading) pada pertengahan Desember ini setelah menetapkan kebijakan perdagangan efek mengenai
auto rejection terbaru yang akan diberlakukan pada tahun depan.
Seperti diketahui,
auto rejection adalah penolakan secara otomatis oleh sistem terhadap penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas yang dimasukkan ke sistem akibat dilampauinya batasan harga atau jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang ditetapkan oleh Bursa. Nantinya, harga batas atas dan bawah kembali menjadi sama mulai tahun depan.
 Aktivitas pialang saham. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Anggota Bursa Hamdi Hassyarbaini menjelaskan, aturan
auto rejection dikembalikan menjadi simetris karena melihat kondisi pasar yang dinilainya telah membaik dan tingkat volatilitas yang tak terlalu tinggi seperti tahun lalu.
Sebelumnya, aturan
auto rejection menjadi asimetris dari simetris diputuskan tahun kemarin pada bulan Agustus. BEI melihat saat itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tergerus hingga ke level 4.033 pada 29 September 2015 dalam data
intraday. Sementara, untuk level penutupan terendah berada di level 4.120 pada 28 September 2015.
Melihat kondisi tersebut, BEI mengubah aturan menjadi asimetris di mana harga batas bawah dan harga batas atas tidak sama. Harga batas atas akan apa adanya, sedangkan batas bawah 10 persen.
Namun kini, BEI melihat kondisi IHSG terbilang stabil. Di mana kenaikan IHSG sejak awal tahun hingga Agustus mencapai 17,27 persen ke level 5.386. Sementara, IHSG sempat menyentuh 5.458 pada 8 Agustus 2016.
Selain itu, frekuensi rata-rata tahun ini mencapai 250 ribu kali per hari. Adapun, rata-rata nilai transaksi harian Rp6,3 triliun tahun ini dibanding rata-rata tahun kemarin sebesar Rp6 triliun. Bahkan pada Agustus 2016 ini mencapai Rp8 triliun.
"Jadi itu bisa jadi salah satu indikator BEI untuk mengembalikan aturan
auto rejection seperti semula," kata Hamdi.
Tak hanya aturan
auto rejection, BEI juga tengah mengkaji untuk menghapus aturan batas bawah Rp50 per saham.
Tito menyebut, hal itu dilakukan untuk melepas bentuk intervensi BEI untuk pasar modal. Dengan dilepasnya harga batas bawah tersebut, maka saham yang selama ini tidur dapat bergerak kembali dan harga saham juga bisa diperdagangkan saat harga turun hingga Rp1 per lembar.
“Dulu pembatasan Rp50 dibuat pada saat bursa sedang
bearish, jadi prinsipnya sebenarnya bursa tidak mau melakukan itu, nah sekarang kan pasar sudah mulai naik mulai normal lagi. Sebenarnya bursa tidak boleh membuat perubahan-perubahan seperti itu,” ungkap Tito.
Selain itu, pada awal tahun BEI juga telah mengubah fraksi harga menjadi lima kelompok dari sebelumnya yang hanya terdiri dari tiga kelompok. Hal ini dipublikasikan melalui Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00023/BEI/04- 2016.
Kelompok pertama adalah harga saham di bawah Rp200 memiliki fraksi harga Rp1. Kelompok kedua, harga saham Rp200-Rp500 memiliki fraksi harga Rp2. Kelompok ketiga, harga saham Rp500-Rp2 ribu memiliki fraksi harga Rp5. Kelompok keempat, harga saham Rp2.000-Rp5.000 memiliki fraksi harga Rp10. Terakhir kelompok kelima, harga saham di atas Rp5 ribu memiliki fraksi harga Rp25.
Sebelumnya, BEI menerapkan aturan tiga kelompok fraksi harga saham, pertama, harga saham di bawah Rp500 memiliki fraksi harga Rp1. Kelompok kedua, harga saham antara Rp500-Rp5 ribu memiliki fraksi harga Rp5. Dan kelompok ketiga, harga saham di atas Rp5 ribu dengan fraksi harga Rp25.
Kemudian, jelang akhir tahun ini BEI mewacanakan untuk membentuk papan perdagangan khusus bagi emiten yang harga sahamnya berada di area Rp50 per lembar atau yang biasa disebut dengan
penny stock. Namun, wacana tersebut batal melihat harga saham emiten yang bertengger di level Rp50 per lembar mulai menanjak.
“Sekarang yang sahamnya Rp50 udah pada mulai naik tuh. Masa papan khusus hanya untuk beberapa saja," jelas Tito.
Meski begitu, BEI tetap akan membuat aturan khusus untuk mengatur saham yang berada pada harga Rp50 per lembar. Aturan tersebut seperti fraksi dan auto rejection yang baru, serta jumlah saham 1 lot nya akan diubah.
"Kan persoalannya kalau kami buka, ada
handycap, kalo 100 itu 1 lot, harga 10
perak, masa biaya Rp1.000 satu transaksi? Kan jadi mahalan biaya transaksinya. Lalu kalau beda fraksinya 1 perak, udah 20 persen itu naik," terang Tito.
Selain papan khusus bagi saham Rp50 per lembar, BEI juga memiliki rencana untuk membuat papan perdagangan khusus untuk perusahaan start up atau UMKM untuk mendorong perusahaan tersebut melantai di BEI. Sebelumnya, BEI dan OJK telah melakukan kerja sama membuat program inkubator yang akan memberikan edukasi kepada perusahaan start up menuju IPO. Namun, kedua rencana ini lagi-lagi hanya sebatas wacana dan tak kunjung teralisasi hingga akhir tahun ini.
“Masih belum menjadi prioritas kami untuk tahun depan yang papan perdagangangan untuk
start up, tapi kami dorong dulu proses inkubatorya,” kata Hamdi.
(gir/gen)