Dipakai Bayar Utang, Cadangan Devisa Tergerus di Awal Tahun

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 10 Jan 2017 07:29 WIB
Cadangan devisa Januari 2017 diperkirakan tergerus US$1 miliar sampai US$2 miliar dari posisi Desember 2016 sebesar US$116,4 miliar.
Cadangan devisa Januari 2017 diperkirakan tergerus US$1 miliar sampai US$2 miliar dari posisi Desember 2016 sebesar US$116,4 miliar. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Posisi cadangan devisa (cadev) awal 2017 diperkirakan bakal tergerus karena akan digunakan pemerintah untuk membayar utang yang telah menjadi pola musiman.

"Desember cadev naik, Januari turun lagi untuk membayar utang. Penurunannya saya rasa US$1 miliar hingga US$2 miliar. Kalau Desember posisi devisa US$116,4 miliar, kira-kira Januari US$114 miliar hingga US$115 miliar," tutur Ekonom Maybank Indonesia Juniman saat dihubungi CNNIndonesia.com, kemarin.

Selain pembayaran utang pemerintah, Bank Indonesia (BI) juga akan menggunakan cadev untuk melakukan operasi moneter. Hal itu dilakukan untuk menjaga stabilitas kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juniman memperkirakan, pelantikan Donald J. Trump sebagai Presiden AS ke-45 akan memengaruhi volatilitas mata uang di dunia terhadap dolar AS, termasuk rupiah. Apalagi, jika Trump menyampaikan detail kebijakan progresif dalam pidato kenegaraannya saat dilantik pada 20 Januari 2017 mendatang.

"Kalau kebijakan mendetail Trump sangat ekspansif tentu akan membuat BI mau tidak mau harus stabilisasi (nilai tukar rupiah) lagi, tapi kalau awal tahun kelihatannya belum banyak Trump akan intervensi," jelasnya.

Namun demikian, Juniman memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak tak jauh dari pergerakan bulan lalu yaitu di kisaran Rp13.400- Rp13.500 per dolar.

Selain pasar sudah merasakan efek Trump sejak November lalu, keyakinan itu juga dipicu oleh datangnya aliran modal masuk (inflow) yang terjadi di pasar modal dan keuangan pada awal tahun ini.

"Awal tahun, mereka investor akan mencari investasi portfolio dan Indonesia masih menarik meskipun ada masalah dengan JP Morgan," jelasnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER