BI: Riset Anyar JP Morgan Sesuai dengan Pemulihan Ekonomi RI

CNN Indonesia
Selasa, 17 Jan 2017 12:04 WIB
Ada empat indikator ekonomi yang menunjukkan pemulihan, yakni laju inflasi, rasio defisit transaksi berjalan, cadangan devisa, dan nilai tukar rupiah.
Ada empat indikator ekonomi yang menunjukkan pemulihan, yakni laju inflasi, rasio defisit transaksi berjalan, cadangan devisa, dan nilai tukar rupiah. (REUTERS/Beawiharta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menyambut baik hasil riset JP Morgan Chase & Co, lembaga keuangan asal Amerika Serikat (AS) yang menyebut bahwa kondisi perekonomian Indonesia berhasil membaik satu tingkat atau berada di level neutral dari sebelumnya di level underweight.

Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menilai, hasil riset JP Morgan yang dirilis kemarin, Senin (16/1) telah sesuai dengan pemulihan ekonomi Indonesia yang terjadi sejak akhir tahun lalu hingga awal tahun ini.

"Tahun ini, kita paham bahwa periode ini sebagai pemulihan. Kalau di 2016 bisa dikatakan periode konsolidasi karena kita perlu konsolidasi di korporasi, perbankan dan fiskal," ujarnya di Kementerian Keuangan, Senin (16/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Agus, hasil riset anyar yang diberikan JP Morgan telah sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia yang sebenarnya, dimana sejak akhir tahun lalu, sejumlah komponen ekonomi Indonesia telah menunjukkan perbaikan.

Dalam rinciannya, Agus mengatakan, setidaknya ada empat indikator ekonomi yang menunjukkan perbaikan, yakni laju inflasi, rasio defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD), cadangan devisa (cadev) hingga nilai tukar rupiah. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Januari-Desember 2016, laju inflasi Indonesia sebesar 3,02 persen. Laju inflasi ini membaik dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 3,35 persen.

Kemudian, berdasarkan proyeksi BI, CAD tahun lalu sekitar 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jika proyeksi CAD ini tepat, setidaknya CAD 2016 akan lebih baik dibandingkan CAD 2015 sebesar 2,06 persen dari PDB.

Selanjutnya, cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2016 sebesar US$116,4 miliar atau meningkat dibanding November 2016 sebesar US$111,5 miliar. Sedangkan, nilai tukar rupiah cenderung stabil, yakni berkisar Rp13.300 - Rp13.500 per dolar AS.

Dari kesesuaian perbaikan kondisi ekonomi Indonesia dan hasil riset JP Morgan tersebut, Agus berharap, memberikan sentimen positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini.

"Tahun ini, kami harapkan kondisi pemulihan, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa sekitar 5 persen sampai 5,4 persen,” imbuh mantan Menteri Keuangan tersebut.

Sebagai informasi, JP Morgan kembali mengeluarkan riset terbarunya. Kali ini, risetnya menyebutkan kondisi perekonomian Indonesia telah membaik dan berhasil naik satu tingkat.

Menurut JP Morgan, kondisi ekonomi Indonesia berhasil bertahan dari gejolak volatilitas pasar obligasi yang terjadi sejak Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS.

"Fundamental makro Indonesia kuat, dengan potensi pertumbuhan tinggi dan rasio utang terhadap PDB yang rendah, seiring dengan reformasi ekonomi," tulis Adrian Mowat, analis JP Morgan dalam risetnya.

Selain itu, JP Morgan juga menyebut perbaikan ekonomi Indonesia tercermin dari data konsumen yang menunjukkan bahwa penjualan otomotif, khususnya kendaraan roda dua berhasil meningkat.

Sementara, pada riset sebelumnya yang dirilis pada 13 November 2016 lalu, JP Morgan melansir, kondisi ekonomi Indonesia cenderung turun seiring dengan penurunan kinerja Indeks Asia Pasifik, seperti Jepang dan negera berkembang lainnya, yang memiliki risiko cukup besar yang berimbas pada penarikan dana dan volatilitas obligasi menjadi tinggi.

Hasil riset tersebut membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati geram dan memutuskan kemitraan dengan JP Morgan sebagai salah satu diler utama penjual Surat Utang Negara (SUN).

Pemutusan kontrak tersebut dilakukan Sri Mulyani karena menganggap hasil riset yang dirilis JP Morgan tidak kredibel dan akan memberikan sentimen negatif kepada Indonesia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER