Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mencapai 5,3 persen. Angka tersebut melebihi proyeksi 2016 sebesar 5,1 persen dan bahkan lebih tinggi dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yaitu 5,1 persen.
Lembaga keuangan multinasional itu memprediksi pertumbuhan yang lebih baik ini akan didukung oleh investasi swasta yang lebih besar, karena adanya pelonggaran kebijakan moneter pada tahun lalu serta reformasi iklim investasi yang berlanjut.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan, layaknya negara-negara lain di dunia, Indonesia masih harus mengahadapi berbagai risiko global yang makin intensif. Seperti ketidakpastian kebijakan ekonomi, gejolak finansial hingga masalah geopolitik di beberapa negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu lah mengapa Indonesia harus berhadapan dengan masalah-masalah tersebut dan Indonesia harus berusaha lebih keras lagi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang maksimal," ujar Chaves dalam paparan kuartalan Bank Dunia, Selasa (17/1).
Menurut laporan Bank Dunia, kredibilitas kebijakan fiskal Indonesia telah membaik seiring dengan penetapan sasaran penerimaan yang lebih realistis dalam APBN 2017.
Namun Bank Dunia juga menyoroti penerimaan negara yang terus melemah sehingga menimbulkan risiko penurunan terhadap proyeksi pertumbuhan. Selain karena adanya ketidakpastian kebijakan global dan gejolak pasar keuangan. Sementara itu, pemulihan harga komoditas yang berlanjut menyebabkan adanya risiko peningkatan terhadap pertumbuhan.
"APBN 2017 telah memperbaiki mutu belanja pemerintah Indonesia, termasuk menjaga alokasi belanja yang lebih besar untuk infrastruktur, kesehatan, dan bantuan sosial. Serta menetapkan sasaran yang lebih baik untuk subsidi energi dan program bantuan sosial bagi masyarakat miskin. Perlu diingat, ini penting bagi Indonesia untuk terus menjaga momentum reformasi ini agar sasaran pembangunan lebih cepat tercapai," ujar Chaves.
Bank Dunia merekomendasikan dua aksi yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu belanja pemerintah. Pertama, realokasi belanja ke sektor prioritas dengan tingkat belanja yang masih rendah dan bisa membawa dampak besar bagi progam pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan. Adapun sektor-sektor yang bisa difokuskan yakni infrastruktur, kesehatan, dan bantuan sosial.
Rekomendasi kedua yakni, pemerintah bisa memaksimalkan dampak belanja di semua sektor termasuk pertanian, pendidikan dan bantuan sosial.
Masih dari hasil laporannya, Bank Dunia juga mengangkat Indonesia dalam peringkat Kemudahan Berbisnis (
Ease of Doing Business). Tahun ini peringkat Indonesia naik menjadi peringkat 91 dari tahun lalu di peringkat 106. Ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara dengan tingkat kenaikan terbesar.
Ekonom Bank Dunia Hans Anand Beck mengatakan, prestasi ini tercapai karena Indonesia berhasil menciptakan reformasi birokrasi untuk mempermudah memulai sebuah usaha, kemudahan akses listrik serta kemudahan dalam membayar pajak.
"Reformasi iklim investasi pemerintah telah mempermudah iklim usaha. Tapi agar investasi swasta bisa lebih terus bertambah dan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi, para pembuat kebijakan juga harus memperhatikan reformasi struktural jangka menengah," katanya.