Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan
e-commerce Bukalapak mulai merambah bisnis di bidang investasi melalui penjualan reksa dana pasar uang.
Dalam menjual produk tersebut, Bukalapak menggandeng agen penjual reksa dana online yakni Bareksa dan manajer investasi CIMB Principal Asset Management dan menciptakan fitur bernama BukaReksa.
Co-founder dan CFO Bukalapak Fajrin Rasyid menjelaskan, untuk menjadi investor di produk tersebut nasabah cukup mudah. Calon investor harus memiliki akun Bukalapak dan memiliki saldo di BukaDompet dengan minimal Rp10 ribu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia memastikan keuntungan (
return) yang didapat oleh investor bisa mencapai 7 hingga 8 persen per tahun. Angka tersebut dinilai lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan investasi di deposito perbankan yang saat ini hanya mencapai 5 hingga 6 persen.
"Kami estimasi return sekitar 7-8 persen per tahun, jauh lebih tinggi dari deposito bank, angka acuannya akan bergantung dari kondisi pasar uang," ujar Fajrin saat peluncuran BukaReksa di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/1).
Fajrin menjamin, produk tersebut telah mendpat restu dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Meski tidak menyebutkan jumlah target investor, Fajrin optimistis produk tersebut bisa meningkatkan transaksi di fitur BukaDompet yang dimiliki Bukalapak.
Sebagai tahap awal, Bukalapak menargetkan pemanfaatan fitur baru tersebut dapat menggiring pengguna aktif (user) Bukalapak yang saat ini telah mencapai 11,2 juta pengguna untuk mengalihkan dana hasil jual beli ke produk investasi.
"Sekarang BukaReksa sudah launch satu setengah minggu sudah ada 6.000 lebih investor yang terdaftar. Cukup baik, karena untuk ukuran investor Indonesia masih ratusan ribu, jadi angka 6.000 itu cukup menggembirakan," ujarnya.
Meski tergolong sebagai produk investasi ritel, Fajrin tidak menjamin produk reksa dana tersebut terbebas dari risiko. Ia menjamin profil risiko yang ditawarkan BukaReksa sudah mendapat persetujuan dari OJK.
"Setiap investasi meskipun kecil memang ada risikonya, tapi itu mudah-mudahan itu menjadi edukasi yang baik juga bagi masyarakat bahwa investasi itu bermacam-macam," ujarnya,
Fajrin melanjutkan, kedepannya Bukalapak tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan Manajer Investasi lain di luar CIMB Principal Asset Management.