Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengantisipasi kebijakan Donald J Trump, Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 yang akan dilantik pada 20 Januari 2017 mendatang.
"Arah kebijakan ekonomi AS masih belum dianggap pasti. Tidak hanya arahnya tetapi juga dampaknya terhadap perekonomian dunia," tutur Sri Mulyani saat menghadiri Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Rabu (18/1).
Menurut Sri Mulyani, dari sisi fiskal, pemerintah perlu mencermati kebijakan pajak dan belanja Trump yang akan mendongkrak perekonomian domestik AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan kebijakan perdagangan internasional Trump. Terutama, dalam hal ini melarang atau mencegah perusahaan Amerika untuk melakukan relokasi dan memberikan tarif besar bagi barang-barang dari luar yang ingin masuk ke Amerika.
"Ini akan sangat banyak mempengaruhi, tidak hanya ekonomi AS tetapi juga ekonomi dunia, karena aliran modal keluar dari AS merupakan sumber pertumbuhan ekonomi dunia dan pasar AS merupakan salah satu sumber pertumbuhan dari banyak negara berkembang," ujarnya.
Lebih lanjut, kebijakan moneter Bank Sentral AS atau The Federal Reserve juga akan mempengaruhi perekonomian global. Diperkirakan, Bank Sentral AS akan lebih cepat menaikkan tingkat bunganya, minimal 3 kali tahun ini.
Hal itu dipicu oleh kondisi lapangan kerja penuh (
full-empolyment) dan ekspektasi akselerasi pertumbuhan ekonomi AS yang akan memicu inflasi.
Kebijakan itu pada akhirnya akan mempengaruhi pola penempatan modal pelaku pasar yang cenderung mencari imbal hasil terbesar.
"Kami melihat ini sebagai suatu faktor yang harus kami antisipasi dan kami kelola secara hati-hati,"ujarnya.
Sri Mulyani mengungkapkan, lembaga-lembaga internasional masih optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Secara konsensus, tahun ini pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan menyentuh 3,4 persen atau lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun lalu 3,1 persen.
Namun demikian, pelaku pasar dunia tetap berhati-hati dalam mengantisipasi situasi perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian.
Secara umum, Sri Mulyani tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mencapai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 5,1 persen. Hal itu didukung oleh komitmen pemerintah untuk terus menjaga agar APBN menjadi instrumen untuk mengelola pembangunan secara kredibel, efektif dan efisien.
"Saya rasa cukup baik dari kita untuk hati-hati. Namun bukan berarti kami tidak optimistis. Kami optimistis namun hati-hati," ujarnya.