Indonesia Minta Kejelasan Konferensi WTO di Argentina

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 23 Jan 2017 07:48 WIB
Menteri Perdagangan menegaskan perlunya memulai proses persiapan menuju konferensi Buenos Aires dari landasan yang jelas, berangkat dari hasil sebelumnya.
Menteri Perdagangan menegaskan perlunya memulai proses persiapan menuju konferensi Buenos Aires dari landasan yang jelas, berangkat dari hasil sebelumnya. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia meminta kejelasan dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke-11 Desember mendatang di Buenos Aires, Argentina guna mengembalikan kepercayaan dunia pada sistem perdagangan multilateral.

“Dirjen WTO mengakui bahwa negara anggota cukup aktif membahas berbagai isu setelah KTM Nairobi. Namun belum ada kemajuan yang signifikan sebagai basis untuk menyusun prioritas isu yang akan dibawa ke KTM Buenos Aires,” jelas Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam keterangan resmi, dikutip Senin (23/1).

Dirjen WTO, Azevedo menggarisbawahi beberapa hal, antara lain pendekatan yang ditempuh haruslah incremental. Isu-isu KTM di Doha sebelumnya tetap ada dalam agenda, termasuk proposal public stockholding dan special safeguard mechanism, karena dimandatkan dalam dokumen hasil KTM Nairobi. Juga isu-isu baru dapat dibahas sebagai penjajakan awal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Negara atau kelompok negara yang mengusulkan sesuatu untuk dirundingkan harus bekerja proaktif agar usulannya mendapatkan traction, dan agar negara anggota
mengutamakan pendekatan multilateral dan tidak menempuh pendekatan plurilateral," katanya

Enggar menjelaskan, merespons dua pertanyaan dasar tentang pencapaian KTM Buenos Aires dan bagaimana mencapainya, sebagian besar menteri menyuarakan harapannya (wish list) agar dapat dibahas segera.

Beberapa isu yang banyak diangkat di antaranya adalah perundingan sektor pertanian (utamanya disiplin dalam domestic support atau subsidi di negara maju), subsidi di sektor perikanan, peraturan domestik di sektor jasa, disiplin ketentuan anti-dumping dan subsidi, serta isu-isu baru seperti fasilitasi perdagangan jasa, fasilitasi investasi, e-commerce, dan UMKM.

Namun, Enggar menilai beberapa negara tampaknya ingin memanfaatkan pertemuan ini untuk mendorong perundingan isu-isu baru yang berada di luar Agenda Pembangunan Doha. Bahkan sejumlah kecil di antaranya seperti melupakan berbagai keputusan yang pernah dicapai dengan tidak menyebut Doha, KTM Bali, dan KTM Nairobi saat menyampaikan pernyataannya.

“Indonesia menegaskan perlunya memulai proses persiapan menuju KTM Buenos Aires dari landasan yang jelas, dan bagi Indonesia landasan itu adalah hasil-hasil KTM Bali dan Nairobi," kata Enggar.

"Tanpa kejelasan ini, maka proses selanjutnya di Jenewa akan sulit dikelola karena setiap negara dapat mengusulkan apa saja untuk dibawa ke KTM Buenos Aires.”

Ia mengingatkan peserta agar memulai proses persiapan dengan menindaklajuti hasil KTM di Bali dan Nairobi, mengupayakan penyelesaian proposal public stockholding dan special safeguard mechanism dengan fokus pada pencapaian tujuan dan bukan pada wahana untuk mencapainya.

Tak hanya itu, Enggar juga membahas kemungkinan memperbaiki binding coverage komitmen tarif di sektor non-pertanian. Indonesia juga menyatakan siap menjajaki isu-isu baru sepanjang isu Doha juga dibahas guna dicarikan penyelesaiannya lebih dulu sebelum memulai perundingan isu-isu baru yang tetap harus memperhatikan kepentingan pembangunan negara-negara berkembang. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER