Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, opsi impor gas (Liquified Natural Gas/ LNG) terbuka di tengah pembahasan penurunan harga gas untuk sejumlah sektor industri. Menurutnya, opsi impor akan dibahas lebih lanjut mekanismenya.
"Iya (impor gas). Bukan menurunkan, tapi menjamin suplai kepada industri," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (24/1).
Senada, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, pemerintah akan mendapatkan harga yang lebih rendah dengan mengimpor gas secara langsung. Ia menyatakan, harga gas di Timur Tengah kini sedang menurun luar biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rata-rata harganya US$3 - US$3,5 per MMBTU. Sehingga dengan transportasi mudah-mudahan bisa jatuh di sekitar US$4,5 per MMBTU," kata Pramono.
Di beberapa daerah selama ini mendapat pasokan gas dengan harga tinggi. Salah satunya, harga gas yang diterima industri di Sumatera Utara bisa menembus US$13 per MMBTU. Hal serupa terjadi di Aceh karena harus membawa LNG dari Papua.
Pemerintah mengawasi ketat jalur impor ini. Pramono menuturkan, kesepakatan impor akan dilakukan secara langsung antarnegara tanpa perantara. Menurutnya, banyak negara sudah menawarkan bantuan ke Indonesia, seperti Arab Saudi, Iran, dan Qatar.
"Tidak boleh ada middle man (perantara) supaya harga gas ini bisa dikontrol. Direct. Pemerintah akan mengawasi hal tersebut," tutur mantan Wakil Ketua DPR ini.
Impor, kata Pram, juga hanya dilakukan untuk sektor-sektor industri yang membutuhkan. Menurutnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri ESDM Ignasius Jonan yang memutuskan sektor-sektor itu.
(aal)