Pertamina: Bankability Review PLTGU Jawa 1 Rampung

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 25 Jan 2017 10:16 WIB
Dengan hal tersebut, Pertamina dan konsorsium dinilai siap untuk melakukan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PT PLN (Persero).
Dengan hal tersebut, Pertamina dan konsorsium dinilai siap untuk melakukan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PT PLN (Persero). (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menyatakan, peninjauan terhadap syarat-syarat pembiayaan (bankability review) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 sudah selesai dilakukan.

Dengan hal tersebut, Pertamina dan konsorsium dinyatakan siap untuk melakukan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PT PLN (Persero).

Vice President Gas and Power Commercialization Pertamina Ginanjar mengatakan, konsorsium Pertamina juga tidak mempermasalahkan pelaksanaan PPA meski belum ada kepastian terkait perjanjian jual beli (Sales Purchase Agreement/SPA) terkait gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) bagi PLTGU Jawa 1.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsorsium sudah mengusulkan solusinya dan tinggal menunggu kesiapan PLN. Konsorsium sangat solid dan siap menandatangani PPA dengan PLN," jelas Ginanjar melalui pesan singkat yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (25/1).

Lebih lanjut ia menuturkan, tidak ada lagi masalah teknis dan komersial. Ia pun mengatakan, konsorsium Pertamina juga sepakat untuk mematok angka serapan listrik sebesar 60 persen, sesuai dengan ekspektasi PLN.

"Apabila tercapai kesepakatan, konsorsium melihat proyek PLTGU Jawa 1 bisa menjadi momentum terbaik buat Indonesia. PLTGU Jawa 1 merupakan pembangkit listrik berbasis gas terbesar di Asia Tenggara dan merupakan yang kedua di dunia yang mengintegrasikan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) dengan PLTGU," ujarnya.

Ginanjar melanjutkan, pembiayaan proyek masih didanai oleh konsorsium Japan Bank for International Coorporation (JBIC), Nippon Export and Investment Insurance (NEXI) dan Asian Development Bank (ADB). Sampai saat ini, lanjut Ginanjar, pihak konsorsium masih melakukan komunikasi yang baik dengan pemberi pinjaman.

"Kami sudah langsungkan rapat dengan lenders pada bulan Desember lalu," pungkasnya.

Sebagai informasi, PLTGU Jawa 1 rencananya akan memiliki kapasitas sebesar 2x800 Megawatt (MW) dengan nilai proyek sebesar US$2 miliar. Proyek yang diperkirakan beroperasi tahun 2020 ini akan dibangun oleh konsorsium Pertamina, Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation.

Sehari sebelumnya, Direktur Pengadaan PLN Supangka Iwan Santoso mengatakan bahwa masalah angka serapan listrik (availability factor) dan bankability sempat menjadi isu sebelum PPA PLTGU Jawa 1 ditandatangani.

Ia mengatakan, konsorsium Pertamina memang telah menyetujui serapan listrik (availability factor) sebesar 60 persen, sehingga masalah ini sudah rampung. Namun, ia mengaku jika sampai saat ini belum ada kontrak jual beli gas dengan British Petroleum (BP) Berau Ltd terkait alokasi gas dari Blok Tangguh bagi PLTGU Jawa 1.

"Kami belum kontrak, tapi kami sudah sepakat dengan Tangguh. Kami segera menandatangani kontrak," tutur Iwan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa malam (24/1).

Sebelumnya, tenggat jual beli listrik PLTGU Jawa 1 seharusnya dilakukan pada Senin pekan ini setelah masa waktu PPA melebihi jangka waktu Letter of Intent (LoI), yaitu 45 hari setelah lelang diumumkan.

PLN mengakui, terdapat delapan masalah yang menyebabkan belum tercapainya penandatanganan kontrak jual-beli listrik dengan konsorsium Pertamina. Dua diantaranya adalah masalah pasokan gas dan bankability. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER