Pemerintah-Inpex Hitung Ulang Rasio Balik Modal Blok Masela

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2017 18:13 WIB
Sebelumnya Inpex meminta IRR 15 persen, namun Kementerian ESDM menilai IRR yang ideal bagi proyek Masela adalah 12-13 persen.
Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan menyebut untuk menyamakan IRR, beberapa asumsi yang akan dikaji bersama dengan Inpex terdiri dari harga minyak, belanja modal (capital expenditure), dan beban operasional (operational expenditure). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah tengah mengebut perhitungan kembali tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return/IRR) proyek gas Masela pada pekan depan.

Ia mengatakan, perhitungan ini dilakukan karena tidak ada kesamaan suara antara pemerintah dan Inpex Corporation, selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) blok Masela. Terutama terkait asumsi-asumsi yang digunakan dalam menghitung pengembalian investasi.

Beberapa asumsi yang akan disamakan terdiri dari harga minyak, belanja modal (capital expenditure), dan beban operasional (operational expenditure).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagaimana mau tahu angka IRR rendah atau tidak kalau angka-angka asumsinya saja belum sama antara kami dengan Inpex. Mereka bilang IRR rendah atau tinggi, kami tidak tahu karena datanya tidak sama. Makanya, kami ingin supaya sama asumsinya," jelas Luhut di kantornya, Kamis (26/1).

Lebih lanjut ia mengatakan, selama ini asumsi-asumsi perhitungan yang dilakukan Inpex dicatat secara sepihak. Jika nanti asumsi bersama sudah ditentukan, ia berharap pemerintah dan Inpex sudah bisa menentukan kapasitas kilang yang akan dibangun.

Sejauh ini, pemerintah memberikan dua opsi kapasitas kilang gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Masela, yaitu 7,5 MTPA ditambah 474 MMSCFD gas pipa dan 9,5 MTPA ditambah 150 MMSCFD gas pipa.

"Kapasitas itu seperti menjalankan usaha batu bara. Semakin besar kapasitasnya, harus dilihat kemampuan cadangan lapangannya juga. Ini pun perlu disamakan juga asumsinya," katanya.

Selain itu, besaran kapasitas kilang juga harus melihat tujuan alokasinya. Dalam hal ini, Luhut mengatakan bahwa PT Pertamina (Persero) kemungkinan tertarik untuk menjadi penyerap (offtaker) gas pipa Masela jika kapasitas kilang ditetapkan 7,5 MTPA ditambah gas pipa sebesar 474 MMBTU.

"Atau mungkin Pertamina mau offtaker di Petrokimia," jelasnya.

Sebelumnya, Inpex mengajukan tiga permintaan agar IRR blok Masela bisa ditetapkan sebesar 15 persen. Ketiga permintaan tersebut adalah penambahan kapasitas kilang LNG dari 7,5 MTPA ke angka 9,5 MTPA, pengembalian biaya penyusunan rencana pengembangan (PoD) kilang LNG skema offshore yang dikategorikan sebagai sunk cost sebesar US$1,2 miliar, dan penggantian kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) selama 10 tahun.

Namun, pemerintah mengatakan bahwa IRR yang ideal bagi blok Masela berada di bawah 15 persen. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, pemerintah menginginkan IRR Masela berada di angka 12 hingga 13 persen.

"Inpex seharusnya tidak keberatan. Karena prinsipnya di sini adalah win-win. Apalagi kami tidak pernah mematok IRR sebesar 15 persen," ujar Arcandra bulan lalu. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER