BI Ramal Inflasi Januari 2017 Sebesar 0,69 Persen

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 27 Jan 2017 14:22 WIB
Selain harga pangan bergejolak (volatile food), tingginya inflasi Januari juga disumbang oleh kenaikan harga yang diatur pemerintah.
Selain harga pangan bergejolak (volatile food), tingginya inflasi bulan ini juga disumbang oleh kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered price) seperti listrik. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) meramalkan tingkat harga bulan Januari 2017 akan mengalami inflasi sebesar 0,69 persen. Proyeksi ini lebih tinggi dari realisasi periode yang sama tahun lalu, 0,51 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengungkapkan, proyeksi tersebut diperoleh dari survei minggu ketiga BI.

Selain harga pangan bergejolak (volatile food), tingginya inflasi bulan ini juga disumbang oleh kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered price).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara umum, penyumbang inflasi dari administered price dan volatile food," tutur Juda saat ditemui di Kompleks Kantor BI, Jumat (27/1).

Inflasi administered price, kata Juda, utamanya disebabkan oleh penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) yang dilakukan pada Januari, Maret, dan Mei 2017. Penyesuaian TDL merupakan konsekuensi dari realokasi subsidi pelanggan golongan 900 volt ampere (VA).

"Penyesuaian itu kan positif bagi fiskal, bagi kelanjutan reformasi bagi subsidi. Jadi saya kira memang positif," ujarnya.

Namun, Juda memperkirakan sumbangan kenaikan TDL terhadap inflasi bulan Januari 2017 tidak besar, yaitu hanya sekitar 0,1 persen. Pasalnya, penyesuaian baru pada listrik pra-bayar.

"Dampak kenaikan TDL ke inflasi inti itu sangat kecil, karena hanya kena pada administered price, tidak seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak yang akan mempengaruhi ongkos angkut. Dampak kenaikan TDL itu sangat terbatas dan temporer," jelasnya.

Selain itu, naiknya inflasi komponen administered prices juga disebabkan oleh kenaikan biaya administrasi surat kendaraan bermotor, seperti surat tanda nomor kendaraan (STNK).

“Kira-kira dampak kenaikan STNK 0,24 persen [terhadap inflasi],” tambahnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER