Mimpi Putra Daerah Bawa Palu Mendunia

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2017 15:12 WIB
Bercita-cita membawa kota kelahirannya, Palu, mendunia, Harri Ramdani punya segudang cara, dari mendirikan museum lukisan hingga pertanian modern.
Harri Ramdani (kanan) bercita-cita membawa kota kelahirannya, Palu, mendunia. (Dok. Jababeka Infrastruktur)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harri Ramdhani punya cita-cita besar. Dia ingin membawa kota kelahirannya, Palu, ke panggung global. Oleh karena itu, saat kesempatan datang menghampiri, Harri langsung menyambarnya.

Kesempatan itu datang dalam bentuk beasiswa President University, pada 2009 lalu. Alumnus SMA Negeri 1 Palu itu mengambil jurusan International Business.

“Saya termasuk angkatan ke-2 dari SMA Negeri 1 Palu yang diterima President University. Karena cita-cita dari kecil ingin keliling dunia, saya mengambil jurusan International Business,” ujar pria kelahiran 14 Desember 1990 itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agar lebih fokus belajar, Harri memilih tinggal di asrama, yang memang disediakan oleh pihak kampus, yakni President University Student Housing, di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, tempat berlokasinya 1700 perusahaan multinasional dari 30 negara.

Di kampus internasional itu, pria yang berasal dari merasa selangkah lebih dekat dengan cita-citanya. Terlebih, kini dia memiliki kawan-kawan dari seluruh dunia.

Harri pun terbilang aktif selama berkuliah, terbukti dia terpilih sebagai Ketua President University Major Association (PUMA) tahun 2011, himpunan mahasiswa di President University.

Selain itu, guna memperluas jaringannya, Harri bergabung dengan Persatuan Pemuda/Pelajar & Mahasiswa Sulawesi Tengah di Jakarta atau Permasta.

Jaringan luas itulah yang memudahkan Harri dalam mencari perusahaan untuk tempat magang. Selama delapan bulan, Harri magang di PT. Jatilindo, perusahaan multinasional asal Italia di Surabaya, yang bergerak di ekspor-impor barang tambang.

Dari tempatnya magang, Harri berkenalan dengan CEO perusahaan pengeboran minyak asal Jerman yang berkantor di Singapura.

“Salah satu relasi saya orang Austria memperkenalkan temannya asal Jerman. Dia menawari pekerjaan setelah saya lulus," ujar dia.

Lulus tahun 2013, Harri langsung bekerja di perusahaan minyak Managed Pressure Operation Pte Ltd, Singapura, sebagai Senior Marketing Team. Selain di Singapura, perusahaan patungan Jerman-Norwegia ini juga ada di Indonesia, Abu Dhabi, Amerika Serikat dan Brasil.

Setelah kembali dari Singapura pada tahun 2015, Harri disibukkan dengan aktivitas sebagai konsultan manajemen. Banyak relasi yang meminta bantuannya ketika ingin memulai bisnis dan bagaimana mengembangkannya.

“Saya selalu pergi dari kota ke kota. Dalam sebulan bisa banyak tempat yang saya kunjungi,” ujar ayah satu anak ini.

Menjadikan Kota Palu Mendunia

Selain sibuk membangun konsultan manajemen, Harri masih ingin mengejar cita-citanya menjadikan Palu mendunia. Jaringannya yang luas menjadi modal Harri agar kota kelahirannya bisa jadi destinasi internasional.

Salah satu cara yang hendak dilakukan Harri adalah membuat museum lukisan di Palu.

“Kebetulan ayah mertua memiliki dua ribu lebih lukisan masterpiece. Mungkin sekitar 500 lukisan akan dipamerkan di museum,” sebutnya.

Selama bekerja di Singapura, Harri melihat orang asing menyukai hasil karya seni karena dianggap mewah.

“Dengan adanya museum tersebut, mereka bisa punya tujuan menarik untuk berkunjung ke kota Palu. Apalagi ditunjang Palu yang punya kesenian tradisional juga panorama memikat,” tegas Harri.

Potensi lain yang bisa dikembangkan, menurut Harri, adalah hasil alam. Palu merupakan penghasil komoditas seperti kopra, arang, minyak nila, bahkan ada hasil tambang seperti tembaga dan emas.

“Sayangnya masyarakat Palu masih melihat ke daerahnya sendiri, tidak berpikir menjual ke luar,” tambahnya.

Menurut dia, salah satu upayanya adalah lewat pengembangan sumber daya manusia.

“Tentunya dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia-nya. Disamping itu dibutuhkan investor untuk memajukan industri di Palu,” ujar Harri, yang menyebut kekurangan Palu adalah SDM yang belum terkelola dengan baik.

Bersama teman-temannya, Harri sedang membuat konsep pengembangan pertanian. “Ada 800 ribu hektar yang akan diolah. Mereka akan bekerja sama dengan para petani, memberikan edukasi bagaimana bertani secara modern,” paparnya.

(les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER