Ekonom Tangkap Sinyal Pelemahan Konsumsi Masyarakat

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 02 Feb 2017 02:57 WIB
Konsumsi masyarakat diperkirakan tergerus akibat kenaikan inflasi barang dan jasa yang tahun ini diperkirakan akan mencapai 4,2 persen.
Konsumsi masyarakat diperkirakan tergerus akibat kenaikan inflasi barang dan jasa yang tahun ini diperkirakan akan mencapai 4,2 persen. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Laju pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini diprediksi masih mengalami konsolidasi. PT Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan mencapai 5,1 persen, naik tipis dari prediksi pertumbuhan tahun 2016 yang mencapai 5 persen karena tertahan inflasi.

"Indonesia sudah melewati bottom dari pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 yang dimana hanya tumbuh 4,8 persen, kalau kita lihat tren tahun 2017 nampaknya akan pick up, tapi mungkin akan kecil atau sedikit," ujar Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy dalam media briefing di Menara Mandiri Bapindo, Rabu (1/2).

Ia mengatakan, prediksi yang moderat tersebut didasari oleh beberapa hal, salah satunya yakni potensi pelemahan konsumsi masyarakat. Konsumsi masyarakat yang selama ini memiliki kontribusi hingga 53 persen dari total PDB Indonesia diperkirakan tergerus akibat kenaikan inflasi barang dan jasa yang tahun ini diperkirakan akan mencapai 4,2 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor kedua yakni pertumbuhan upah minimum regional (UMR) tahun 2017 yang mencapai 8,3 persen atau melambat dari tahun 2016 yang sebesar 9 persen. Dengan tren inflasi yang meningkat, maka diperkirakan real income weight juga akan melambat ke 4 persen.

"Jadi kemungkinan besar daya beli masyarakat di tahun 2017 tidak lebih baik dibandingkan dari tahun 2016," jelasnya.

Dari sisi belanja, Mandiri Sekuritas menyoroti hasil realisasi Undang-Undang Pengampunan Pajak yang telah bergulir nyaris tiga periode. Leo mengatakan, pemerintah saat ini harus mengoptimalkan penerimaan pajak dari tax amnesty untuk memperkecil defisit anggaran yang tahun ini diprediksi mencapai 2,2 persen.

"Pemerintah telah merealisasikan tax amnestty, tapi langkah itu belum selesai, proses selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan kepatuhan pajak dengan bekal basis pajak, perlu adanya tax reform (reformasi pajak) dan harus diterapkan cukup signifikan agar bisa men-generate tax revenue," jelasnya.

Ia berharap pemerintah melalui Kementerian Keuangan bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Jika reformasi pajak tidak diterapkan, maka tahun 2017 Leo memprediksi ada potensi shortfall penerimaan pajak yang berpangkal pada pemangkasan anggaran.

'Namun perlu digaris bawahi potensi shortfall tahun ini lebih kecil dari 2016 dan 2015, risiko fiskal lebih rendah dari dua tahun lalu," pungkasnya. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER