Tarif Urus STNK Kerek Inflasi Januari Jadi 0,97 Persen

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 01 Feb 2017 11:33 WIB
Badan Pusat Statistik menyatakan kenaikan tarif pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan memiliki andil 0,23 persen terhadap inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan menyumbang sebesar 2,35 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat harga Januari 2017 mengalami inflasi sebesar 0,97 persen (month to month/mom) . Kondisi ini lebih tinggi dari realisasi periode yang sama tahun 2016 dan 2015, masing-masing sebesar 0,51 persen dan minus 0,24 persen. Namun lebih rendah dari Januari 2014 yang mencapai 1,07 persen.

"Tinggi, lumayan tinggi. Dengan inflasi bulanan itu inflasi tahun kalender 0,97 persen dan inflasi tahunan 3,49 persen ," tutur Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (1/2)0

Suhariyanto mengungkapkan tingginya inflasi Januari 2017 dipicu oleh inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price) yang mengalami inflasi sebesar 2,57 persen. Sementara inflasi komponen inti hanya sebesar 0,56 persen dan inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) 0,67 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan kelompok pengeluaran penyumbang inflasi Januari 2017 terbesar yakni dari kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi sebesar 2,35 persen.

Pemicunya adalah kenaikan tarif pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang memiliki andil 0,23 persen terhadap inflasi.

"Kemudian ada kenaikan tarif pulsa ponsel yang andilnya 0,14 persen serta kenaikan harga bensin yang memiliki andil 0,08 persen," jelasnya.

Kelompok lain yang mendorong inflasi yakni kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar yang mengalami inflasi 1,09 persen.

"Kenaikan tarif listrik memiliki andil 0,19 persen dan biaya sewa rumah 0,04 persen," jelasnya.

Sementara kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,66 perseb dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,47 persen.

"Perlu dicatat inflasi bahan makanan ini lebih rendah dari inflasi umum, biasanya selalu lebih tinggi. Artinya secara umum bahan makanan terkendali harganya, " ujarnya.

Penyumbang inflasi bahan makanan adalah kenaikan harga cabai rawit meskipun hanya 0,10 persen. Lalu ada harga ikan segar karena musim yang mengalami inflasi 0,07 persen. "

"Sebaliknya ada beberapa komoditas yang harganya turun yakni cabai merah minus 0,08 persen dan bawang merah minus 0,06 persen," jelasnya.

Dari 82 kota yang disurvei BPS, tingkat harganya mengalami inflasi dengan angka tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,82 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,09 persen. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER