Proyek Laut Dalam Jangkrik Bakal Semburkan Gas Juni 2017

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 01 Feb 2017 12:06 WIB
Lapangan Jangkrik di wilayah kerja Muara Bakau dioperatori oleh ENI Muara Bakau BV. Proyek Jangkrik diprediksi bisa menghasilkan gas sebesar 400 MMSCFD.
Lapangan Jangkrik di wilayah kerja Muara Bakau dioperatori oleh ENI Muara Bakau BV. Proyek Jangkrik diprediksi bisa menghasilkan gas sebesar 400 MMSCFD. (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, proyek laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) Jangkrik di Wilayah Kerja (WK) migas Muara Bakau mulai onstream bulan Juni mendatang. Dengan demikian, operasi lapangan migas di kedalaman 400 meter di bawah laut ini bisa berjalan sesuai jadwal.

"Semua sesuai jadwal, kami harapkan pertengahan tahun sudah bisa onstream," terang Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja, kemarin.

Ia mengatakan, proyek Jangkrik rencananya akan terdiri dari tiga bagian produksi (tranche), yaitu A, B, dan B. Produksi dari dua tranche awal rencananya akan diserap untuk dalam negeri, sementara tranche C rencananya dialokasikan untuk ekspor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiratmaja mengatakan, sampai sejauh ini sudah ada calon pembeli gas yang akan diekspor. Sementara itu, PT Pertamina (Persero) rencananya akan menyerap gas yang dialokasikan untuk domestik sebesar 1,4 juta ton, setelah melakukan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) di tahun 2015.

Kendati demikian, Wiratmaja tidak ingat volume gas yang diproduksi masing-masing tranche.

"Tapi yang jelas, tahun ini sekarang lagi penyelesaian Floating Production Storage and Offloading (FPSO) di Karimun dan akan load out ke lokasi," jelasnya.

Menurutnya, realisasi proyek IDD Jangkrik sangat ditunggu karena dianggap sebagai dua proyek gas yang paling signifikan antara 2016 dan 2017 selain Tangguh Train 3 yang diiperatori oleh British Petroleum (BP) Berau Ltd. Apalagi, kedua proyek ini dipersiapkan untuk menghadapi defisit gas yang diperkirakan mulai terjadi di tahun 2019.

Menurut data Kementerian ESDM, defisit gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) tercatat sebesar 27 kargo di tahun 2019. Angka ini akan bertambah menjadi 90 kargo di tahun 2024 dan 101 kargo di tahun 2025 akibat belum masuknya gas dari blok Masela.

"Kami masih beruntung, proyek hulu migas seperti ini masih berjalan. Semoga nanti ada proyek-proyek besar yang onstream yang segera menyusul," lanjutnya.

Sebagai informasi, lapangan Jangkrik di WK Muara Bakau dioperatori oleh ENI Muara Bakau BV. Proyek Jangkrik diprediksi bisa menghasilkan gas sebesar 400 MMSCFD. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER