Jakarta, CNN Indonesia -- Inflasi tahun depan akan diwarnai pergolakan dari harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices). Pasalnya, tahun depan, subsidi bagi 18,94 juta pelanggan listrik golongan 900 Volt Ampere (VA) akan dicabut, bersamaan dengan itu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) penugasan berpotensi akan meningkat lagi.
Alhasi, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memprediksi, kondisi tahun depan akan berbanding terbalik dibandingkan dengan tahun ini, di mana komponen administered prices terbilang jinak terhadap inflasi.
Bahkan, sambungnya, inflasi tahun ini bisa terjaga baik karena administered prices tidak melonjak dengan tajam. Hanya saja, komponen bahan pangan bergejolak (volatile food) yang dikarenakan masalah cuaca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen administered prices justru mengalami deflasi sebesar 0,76 persen secara tahun kalender (year to date) hingga November 2016. Sementara, di sisi lain, komponen volatile food justru mengalami inflasi 5,42 persen di periode yang sama.
"Kenapa inflasi 2016 terbilang bagus, karena administered prices-nya negatif. Harga lisrik subsidi dan BBM tidak naik. Tahun 2017 akan sangat krusial karena subsidi listrik akan dicabut dan harga BBM rencananya mungkin naik karena harga minyak mentah naik. Kalau inflasi naik, ya jadinya bagaimana?" ujar Darmin, Senin (19/12).
Lebih lanjut ia menuturkan, operasi moneter Bank Indonesia (BI) juga dalam posisi kontraksi jika inflasi terus menanjak. Apabila suku bunga acuan semakin tertekan, maka hal itu juga bisa memengaruhi pertumbuhan kredit.
"Kalau memang inflasi terus menanjak dan ini dibiarkan, maka bisa jadi inflasi di tahun depan menembus 4 persen. Langkah antisipasinya, tentu saja adalah meredam inflasi dari sisi volatile food," terangnya.
Untuk mengurangi dampak inflasi bahan pangan, ia mengaku, pemerintah menyiapkan kebijakan khusus terkait pangan. Sayangnya, ia enggan menyebut kebijakan itu secara detil.
"Tentu saja, inflasi bisa ditekan kalau kami selesaikan pangan. Siapkan pangan dulu. Kalau pangan tak bisa dikendalikan, inflasi bisa tidak sesuai dengan target," jelasnya.
Sebagai informasi, inflasi year to date hingga November tercatat sebesar 2,59 persen, di mana inflasi secara tahunan (year on year) pada bulan yang sama tercatat 3,58 persen. Darmin memprediksi bahwa inflasi year on year akhir tahun nanti mencapai 3,5 persen atau sesuai dengan target BI, yaitu 4 plus minus 1 persen.
(bir/gen)