IHSG Diprediksi Melemah Terseret Penurunan Harga Minyak

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Rabu, 08 Feb 2017 08:51 WIB
Harga minyak mentah yang melemah dinilai akan berdampak pada pergerakan harga saham emiten sektor energi.
Harga minyak mentah yang melemah dinilai akan berdampak pada pergerakan harga saham emiten sektor energi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak variatif cenderung melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (8/2), di tengah minimnya insentif di pasar.

Kepala First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, bursa saham Wall Street tadi malam bergerak bervariasi. Di mana Dow Jones menguat 0,2 persen di 20.090,29 dan indeks S&P bergerak stagnan di 2.293,08.

Ia menjelaskan, sentimen pasar digerakkan oleh anjloknya harga minyak mentah dan sejumlah rilis laba emiten. Ia menyebut, harga minyak mentah tadi malam terkoreksi 2,4 persen di US$51,72 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, hal ini disebabkan oleh data cadangan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) pekan lalu yang dikeluarkan oleh American Petroleum Institute (API) yang melonjak hingga 14,2 juta barel, atau lebih banyak lima kali lipat dari perkiraan analis sebelumnya yakni, 2,5 juta barel.

Sementara, IHSG kemarin ditutup negatif di level 5.381 atau turun 14,52 poin (0,27 persen). David menjelaskan, penguatan IHSG kemarin tertahan aksi ambil untung pemodal sejalan dengan minimnya insentif positif dari kawasan eksternal maupun domestik.

"Perdagangan saham kemarin lebih didominasi saham-saham Grup Bakrie. Sedangkan sejumlah saham unggulan bergerak konsolidasi. Pasar saham global saat ini dihadapkan dengan sejumlah kebijakan Trump yang kontroversial yang memicu ketegangan politik di sejumlah negara," ungkap David dalam risetnya, dikutip Rabu (8/2).

Hari ini, ia memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.370 dan resisten 5.410. Ia menilai, harga minyak mentah yang melemah akan berdampak pada pergerakan harga saham emiten sektor energi.

Di lain sisi, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.276 dan resisten 5.411. Menurutnya, IHSG belum terlihat akan melaju kencang meski arus dana asing yang masuk (capital inflow) masih terus berlanjut.

"Tetapi, jika terjadi koreksi dalam proses kenaikan jangka panjang IHSG masih dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan akumulasi pembelian," kata William dalam risetnya. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER