Hingga 2030, Indonesia Perlu Investasi Gas US$80 Miliar

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 08 Feb 2017 10:44 WIB
Pembangunan infrastruktur gas perlu digenjot demi mencukupi kebutuhan energi domestik yang terus tumbuh sekitar 4-5 persen per tahun.
Pembangunan infrastruktur gas perlu digenjot demi mencukupi kebutuhan energi domestik yang terus tumbuh sekitar 4-5 persen per tahun. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menyatakan Indonesia memerlukan investasi US$70-80 miliar untuk pembangunan infrastruktur gas demi mencukupi kebutuhan energi domestik yang terus tumbuh sekitar 4-5 persen per tahun.

Plt. Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani, yang juga menjabat sebagai Chairman Indonesia Gas Society mengatakan, meningkatnya kebutuhan energi domestik ini disebabkan oleh pertumbuhan populasi kelas menengah dan meningkatnya produk domestik bruto (PDB).

Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi energi secara global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekitar 15 persen kebutuhan energi tersebut dipasok dengan gas, sedangkan sisanya dipasok dengan bumi, batubara dan lainnya," jelas Yenni dalam keterangan resmi, Selasa (7/2).

Yenni menilai peran gas alam untuk ekonomi Indonesia ke depan akan cukup menonjol yang utamanya dipicu oleh pertumbuhan permintaan gas dari pembangkit listrik PT PLN (Persero) untuk kapasitas total sekitar 14 gigawatt (GW).

Hal itu merupakan bagian program 35 GW pemerintah dan proyek Refinery Development Master Plan pada empat kilang dan dua New Grass Root Refinery milik Pertamina. Selain itu, pertumbuhan juga akan didukung oleh penambahan kapasitas pabrik pupuk dan sektor transportasi.

"Indonesia memerlukan investasi baru untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sumber-sumber gas baru serta membangun infrastruktur gas yang akan mengirimkannya ke konsumen akhir,” kata Yenni.

Berdasarkan kalkulasinya, untuk membangun infrastruktur gas secara menyeluruh Indonesia memerlukan investasi baru sekitar US$70-80 miliar hingga 2030.

Selain mendukung upaya pemenuhan gas domestik, investasi baru tersebut juga berarti menciptakan ribuan lapangan kerja, memicu pertumbuhan industri, dan juga memacu pertumbuhan PDB Indonesia.

“Investasi infrastruktur gas merupakan investasi jangka panjang untuk 30-an tahun dan untuk menjadi tujuan investasi, Indonesia berkompetisi dengan negara lain. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik di seluruh stakeholder, insentif, harga yang kompetitif, dan memastikan iklim investasi dalam negeri yang baik,” terangnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER