Jakarta, CNN Indonesia -- Industri asuransi umum dan reasuransi nasional agaknya boleh sedikit lega melewati tahun lalu. Premi yang berhasil dibukukannya tercatat tumbuh 10 persen, yaitu dari Rp57,61 triliun pada akhir 2015 menjadi sebanyak Rp63,4 triliun hingga akhir 2016.
Pertumbuhan hingga
double digit ini patut diacungi jempol. Namun, menilik target premi yang dipatok pelaku usaha pada awal 2016 lalu, perolehan ini cuma separuh dari target yang ditetapkan yang berkisar 15 persen-20 persen.
"Menurut catatan kami, premi masih tumbuh. Walaupun, untuk beberapa jenis asuransi stagnan atau pun menurun," ujar Yasril Y. Rasyid, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) kepada CNNIndonesia.com, Jumat (10/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, beberapa jenis asuransi yang stagnan atau mengalami penurunan, antara lain asuransi kendaraan bermotor, asuransi kesehatan, dan asuransi migas. Namun, pendapatan
underwriting lini bisnis tersebut mampu meningkat dikarenakan rendahnya klaim.
Perusahaan asuransi umum pelat merah, PT Asuransi Jasindo (Persero), membukukan pertumbuhan premi lebih langsing dari industri, yaitu sekitar 8,9 persen dari Rp4,79 triliun pada akhir 2015 menjadi sebesar Rp5,22 triliun pada akhir tahun lalu.
"Pertumbuhanan premi karena beberapa produk baru, misal asuransi pertanian," terang Direktur Operasi dan Ritel Jasindo Sahata L Tobing.
Adapun, dari total premi bruto tersebut, segmen bisnis ritel berkontribusi sebesar Rp1,52 triliun. Sementara, segmen korporasi tembus Rp3,7 triliun. Secara umum, lini bisnis asuransi properti masih menjadi penyumbang premi terbesar, yakni sebesar Rp1,5 triliun.
Menurut dia, tren kenaikan asuransi sektor properti akan terus meningkat pada tahun ini seiring dengan bertambahnya proyek-proyek konstruksi. Namun demikian, Jasindo juga akan terus mendorong pertumbuhan lini bisnis asuransi umum lainnya. Jasindo optimis laba bersihnya sesuai dengan target sebesar Rp400 miliar.
PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia menunjukkan anomali dengan pertumbuhan premi hingga 122 persen. Jumlah premi brutonya tahun lalu sebesar Rp777 miliar, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp350 miliar.
Nicolaus Prawiro, Direktur Utama Asuransi Cakrawala menjelaskan, raihan tahun lalu mampu melampaui 11 persen dari target yang ditetapkan pada 2016, yakni sebesar Rp700 miliar.
Kontribusi premi sepanjang tahun lalu didominasi dari lini asuransi kendaraan sebesar 50 persen. Kemudian, disusul oleh asuransi 40 persen. "Sisanya dari asuransi
marine cargo, marine hull, dan asuransi
engineering," imbuh Nicolaus.
Untuk melanjutkan kinerja kinclongnya, Asuransi Cakrawala membidik mengantongi premi bruto hingga Rp1 triliun sampai akhir tahun nanti. Salah satu strategi, yaitu dengan menambah jaringan kantor perseroan.
Rencananya, perseroan akan menambah lima kantor cabang lagi tahun ini. Hal ini karena ekspansi cabang yang dilakukannya pada 2015 lalu dan kerja sama yang telah dilakukannya mulai membuahkan hasil satu tahun berikutnya.