Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio akan fokus untuk mempermudah proses penawaran umum saham perdana (
Initial Public Offering/IPO) jika dirinya terpilih sebagai Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Meski memang, aturan tersebut kini sudah dikaji oleh OJK. Namun, OJK belum memberi kepastian kapan aturan tersebut dapat direalisasikan. Menurut Tito, misi ini dilakukan oleh disebabkan oleh jumlah perusahaan yang banyak di Indonesia, baik besar maupun kecil.
“Indonesia itu kan besar, bukan hanya perusahaan besar,
start up atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM), bukan hanya Jakarta, tapi bisa dari daerah, daftar tidak harus ke Jakarta,” kata Tito, Kamis (10/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia juga akan memperkuat modal para broker yang tercatat sebagai Anggota Bursa (AB) agar bisa lebih kompetitif. Keberlangsungan program-program yang di pasar modal juga akan menjadi perhatiannya jika terpilih menjadi DK OJK.
“Saya sih yang penting program berjalan, saya lamar pasar modal dong kan saya sudah dari 1989 di pasar modal,” kata dia.
Asal tahu saja, Tito merupakan salah satu calon DK OJK yang melamar di pasar modal diantara 17 orang lainnya. Sementara, calon DK OJK lainnya yang melamar di pasar modal yakni, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Nurhaida, dan Kepala Divisi Riset BEI Poltak Hotraderom.
Untuk diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani telah mengumumkan calon anggota dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022 yang lolos seleksi tahap pertama yang berjumlah 107.
Nantinya, semua calon yang lolos tahap pertama ini secara otomatis akan mengikuti seleksi tahap II. Di mana dalam tahap II, panitia seleksi akan menilai dari sisi penilaian masukan dari masyarakat, rekam jejak, dan makalah.
“Makalahnya sudah masuk. Fokusnya ya masih pasar modal,” tutup Tito.
(gen)