Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) akan tetap mengandalkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai fokus utama bisnis perseroan tahun ini. Peningkatan KPR juga dilakukan sejalan dengan komitmen BTN mendukung Program Sejuta Rumah yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo.
Pada tahun ini, Direktur Utama BTN Maryono menargetkan, penyaluran pinjaman akan naik sebesar 21 persen hingga 23 persen. Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), perseroan membidik pertumbuhan 22 persen hingga 24 persen. Sejalan dengan target tersebut, BTN membidik laba bersih tumbuh di atas sekitar 20 persen.
Untuk memperkuat struktur pendanaan, Bank BTN pun akan meningkatkan porsi dana murah, mencari pinjaman luar negeri, dan menerbitkan surat utang serta sekuritisasi.
Penguatan dana murah dilakukan dengan menggelar berbagai rangkaian promosi hingga undian berhadiah salah satunya melalui transformasi digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada era digital saat ini, Bank BTN pun terus memoles layanan digital perseroan untuk memacu pengucuran KPR dan merebut dana murah," ujar Maryono dalam konferensi pers di Menara BTN, kemarin.
"Salah satunya dengan menambah gerai dan outlet digital sesuai dengan tahapan transformasi digital BTN yang dilakukan sejak tahun 2015. Transformasi ini dilakukan untuk mendukung bisnis perseroan sekaligus menggarap generasi milenial yang kini kian fasih dengan teknologi," imbuhnya.
Direktur IT BTN Catur Budi Harto menambahkan, untuk mengembangkan konsep digital, dalam dua tahun ke depan BTN berencana membuka sebanyak 60 gerai digital yang akan tersebar di Kantor Cabang, Kkantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas.
"Untuk mengembangkan itu, kami gunakan biaya operasional yang dicadangkan sekitar Rp53 miliar untuk dua tahun ke depan," ujarnya.
Per Desember 2016, Bank BTN berhasil menghimpun DPK senilai Rp160,19 triliun atau naik 25,4 persen secara tahunan dari Rp127,74 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan DPK secara industri yang sebesar 9,5 persen secara tahunan.
Kredit di sektor perumahan pun tercatat menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di Bank BTN. Kredit yang menempati 89,97 persen porsi pinjaman di Bank BTN ini, naik 18,43 persen dari Rp124,92 triliun di akhir 2015 menjadi Rp147,94 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari KPR subsidi yang naik 30,57 persen yoy dari Rp43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp56,83 triliun di Desember 2016.