Jakarta, CNN Indonesia -- Gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 yang diperkirakan harus menempuh dua kali putaran diperkirakan bakal memberi sentimen bagi kinerja pasar modal nasional.
Investor pasar modal diyakini bakal menahan diri untuk melakukan investasi (
wait and see), hingga pada akhirnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Pilkada putaran kedua pada 4 Maret 2017 mendatang.
"Pilkada Jakarta dua putaran tentunya membuat investor
wait and see sampai dengan hasil akhir dari Pilkada Jakarta yang dikeluarkan oleh KPU," kata
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dikutip dari detikFinance, Kamis (16/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pialang memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Mandiri Sekuritas. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono). |
Untuk mencegah aksi
wait and see para investor berubah menjadi sentimen negatif, Josua mengingatkan kepada Partai Politik pengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang masih melanjutkan pertarungan di babak kedua untuk bisa menjaga suasana yang kondusif.
“Selama pilkada berjalan aman, nyaman, kestabilan politik tetap terjaga. Tentu hal itu menjadi sentimen positif bagi investor, termasuk di sektor riil,” katanya.
Dalam masa
wait and see tersebut, Josua melihat para investor maupun emiten yang melantai di bursa akan mencermati seluruh rencana kebijakan yang disampaikan kedua pasangan calon yang kembali bertarung di putaran kedua Pilkada.
“Investor pasti mencermati lagi kebijakan-kebijakan dari pemenang pilkada. Kalau ada kebijakan yang kurang mendukung aktivitas bisnis, tentunya investasi pun semakin menurun,” tegasnya.
Sementara praktisi pasar modal Ellen May mencatat, berdasarkan hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta hingga Rabu pukul 17.28 kemarin, masih belum ada satu pun pasangan calon yang memperoleh suara di atas 50 persen. Dengan demikian, kemungkinan besar, pemilihan gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta akan menempuh jalur putaran kedua
“Putaran kedua ini dapat memberikan efek negatif terhadap pasar, akibat aksi
wait and see para investor masih akan berlanjut hingga April mendatang,” kata Ellen.
Meski demikian, apabila tidak terjadi hiruk pikuk politik serta kerusuhan akibat demo seperti pada beberapa bulan terakhir, Pasar mungkin akan bergerak secara normal.