ANALISIS

Bank Pelat Merah Masih Gantungkan Asa Pada Proyek Pemerintah

CNN Indonesia
Kamis, 16 Feb 2017 10:30 WIB
Bank-bank pelat merah banyak menambah pencadangan untuk mengobati kredit yang tidak sehat. Proyek pemerintah menjadi penyelamat kinerja tahun lalu
Bank-bank pelat merah banyak menambah pencadangan untuk mengobati kredit yang tidak sehat. Proyek pemerintah menjadi penyelamat kinerja tahun lalu. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Awan kelam menyelimuti kinerja perbankan nasional sepanjang tahun lalu. Iklim perlambatan ekonomi global yang terasa sejak 2015, masih menjalar hingga akhir 2016 dan menyeret turun kinerja kredit bank-bank nasional.

Pada akhir 2016, outstanding kredit perbankan nasional sebesar Rp4.377 triliun, tumbuh hanya 7,9 persen dibandingkan 2015 yang senilai Rp4.058 triliun.

Laju pertumbuhan kredit hingga 7,9 persen merupakan laju tahunan kredit terendah sejak era reformasi. Bahkan, masih lebih buruk dibandingkan pertumbuhan kredit 2009. Di mana perekonomian global dan domestik dilanda krisis finansial terparah setelah krisis 1997.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Posisi tersebut menjelaskan bahwa performa perbankan nasional secara keseluruhan sedang mengalami perlambatan. Bankir harus 'megap-megap' mengejar target pertumbuhan kredit yang ambisius hingga dua digit.

Beruntung, Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) gencar membangun infrastruktur, dengan anggaran mencapai Rp313 triliun selama 2016. Pembangunan infrastruktur tersebut relatif bisa mendorong perputaran kredit, terutama pada bank-bank BUMN. Bisa dibilang, proyek-proyek infrastruktur menjadi andalan perbankan dalam menyalurkan kredit sepanjang 2016.

Tengok saja PT Bank Mandiri Tbk yang harus dihantam rasio kredit bermasalah (NPL) hingga 4 persen sepanjang tahun lalu. Bengkaknya NPL Mandiri tersebut merupakan pil pahit yang harus ditelan perseroan akibat tunggakan para debitur segmen komersialnya.

Alhasil, untuk mengobati kredit yang tidak sehat tahun lalu, Bank Mandiri harus menyisihkan pencadangan hingga Rp24,6 triliun naik 104,7 persen dari posisi pencadangan 2015 yang sebesar Rp12 triliun.

Pencadangan jumbo itu otomatis menggerus laba bank berlogo pita emas dan membuatnya turun jadi Rp13,8 triliun, setara 32,1 persen dari perolehan laba 2015 yang sebesar Rp20,3 triliun.

Namun, Bank Mandiri patut bersyukur masih mendapat jatah pembiayaan jumbo proyek-proyek infrastruktur yang tengah bergeliat.

Direktur Keuangan dan Treasury Bank Mandiri Pahala Mansury mengakui, proyek infrastruktur yang dimandatkan oleh pemerintah berhasil menopang pertumbuhan kredit perseroan.

Secara keseluruhan, Bank Mandiri mampu menyalurkan kredit hingga Rp43,25 triliun di 2016. Naik 12,7 persen dari tahun 2015 yang mencapai Rp38 triliun.

Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara nasional. Kontribusi sektor infrastruktur ke portfolio kredit secara total pun mencapai 20 persen dari total kredit yang dikucurkan Bank Mandiri.

Adapun proyek yang dibiayai antara lain proyek jalan tol sebesar Rp145 triliun, kelistrikan Rp39,3 triliun, dan transportasi hingga Rp38,2 triliun.

Bahkan ia mengakui, sejumlah proyek yang telah dikucurkan tersebut mulai memberikan tingkat keuntungan (profitabilitas) bagi perseroan.

"Sebagai agent of development, Bank Mandiri juga berkontribusi dalam agenda pembangunan nasional. Sampai dengan 2016 lalu, kita sudah memiliki komitmen untuk pembiayaan di sektor infrastruktur kurang lebih Rp104,6 triliun tumbuh mencapai 47 persen lebih," ujar Pahala, Selasa (14/2) lalu.

Bank Pelat Merah Masih Gantungkan Asa Pada Proyek PemerintahKinerja bank-bank pelat merah 2016 dalam angka. (CNN Indonesia/Fajrian)


Menggelontorkan kredit korporasi secara jor-joran juga dilakukan oleh bank tetangga yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) atau BNI.

Direktur Koporasi Banking BNI Herry Sidharta mengakui, sepanjang tahun lalu, sektor infrastruktur termasuk salah satu penopang kinerja penyaluran kredit. Ia mengatakan permintaan kredit infrastruktur selama 2016 bergulir positif.

“Penyaluran kredit infrastruktur BNI masuk ke jalan tol, telekomunikasi, serta pelabuhan laut dan udara,” ujarnya.

Hasilnya, di tengah kelesuan industri perbankan, BNI justru mencatatkan kinerja kinclong sepanjang tahun lalu. Bank berlogo 46 itu berhasil memperoleh laba hingga Rp11,34 triliun atau naik 25,1 persen jika dibandingkan dengan laba 2015 sebesar Rp9,07 triliun.

Kredit Usaha Rakyat Andalan BRI

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER