Pemerintah Terbang ke Iran Demi Hitung Harga Gas Impor

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2017 07:44 WIB
Pemerintah masih perlu memperhitungkan biaya tambahan. Pasalnya, dengan tambahan biaya logistik tersebut, harga LNG impor dipastikan akan terkerek naik.
Pemerintah masih perlu memperhitungkan biaya tambahan. Pasalnya, dengan tambahan biaya logistik tersebut, harga LNG impor dipastikan akan terkerek naik. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah masih membutuhkan waktu untuk menghitung kembali penawaran impor gas (Liquified Natural Gas/ LNG) dari negara Iran yang dipatok sekitar US$3 hingga US$3,5 per MMBTU.

Darmin mengatakan, pemerintah masih perlu memperhitungkan biaya tambahan untuk membawa LNG impor tersebut dari salah satu negara di kawasan Timur Tengah tersebut. Pasalnya, dengan tambahan biaya logistik tersebut, harga LNG impor dipastikan akan terkerek naik.

"Itu harganya memang segitu tapi kalau dibawa ke sini jadi berapa. Jadi, masih harus datang ke sana (ke Iran) dan nanti mari kita hitung kembali," ujar Darmin di kantornya, Kamis (16/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perhitungannya, Darmin memastikan, harga LNG impor tersebut tak boleh melebihi harga batas yang telah diminta langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni sebesar US$6 per MMBTU, sesuai dengan harga hasil diskon pemerintah kepada tiga industri di dalam negeri, yakni industri petrokimia, pupuk, dan baja.

Namun begitu, lagi-lagi, Darmin belum bisa memastikan, bila impor LNG dari Iran berhasil disepakati, impor akan diberikan kepada industri mana, entah memberi gas murah kepada industri prioritas atau memberikan gas murah bagi kawasan industri tertentu yang juga tengah digenjot oleh pemerintah.

Adapun dalam waktu dekat, Darmin mengaku akan terbang ke Iran untuk merinci dan mematangkan perhitungan terkait kesepakatan jual-beli LNG. Dalam lawatannya nanti, dikabarkan Darmin akan ditemani oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Untuk diketahui, pemerintah memutuskan untuk melakukan impor LNG untuk memenuhi kebutuhan gas bagi industri serta menekan harga gas di Tanah Air yang belum merata.

Keterbatasan pasokan gas dan besarnya biaya logistik dan transportasi membuat harga gas di sejumlah daerah terkerek sangat tinggi, misalnya harga gas di Sumatera Utara yang menembus US$13 per MMBTU. Hal serupa juga terjadi di Aceh karena harus membawa LNG dari Papua.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER