Bank Indonesia (BI) akan merilis kebijakan baru terkait pengelolaan dividen yang disetorkan oleh korporasi kepada pemegang saham. Ketentuan ini dipercaya mampu memperkuat makroprudensial di tengah semakin kecilnya ruang pelonggaran moneter.
Gubernur BI Agus Martowardojo bilang, BI sedang menyoroti dinamika kinerja dari berbagai korporasi di awal tahun ini. BI ingin memastikan korporasi memiliki kecukupan dan ketahanan modal yang kuat, karena tekanan ekonomi global dan domestik berpotensi meningkat di tahun ini.
"Kami sedang melihat dan mau meyakini bahwa pembayaran dividen itu tentu suatu yang baik. Tetapi, kami juga perlu menjaga kesehatan institusi, agar institusi itu tetap siap untuk menghadapi tantangan di 2017-2018-2019 ketika kondisi dunia ada ketidakpastian,” ujarnya, seperti dikutip Antara, Kamis (16/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Agus menjelaskan, bank sentral sedang mengkaji secara intensif mengenai kebijakan pengelolaan dividen tersebut. Sayang, ia masih enggan merinci mengenai kebijakan baru pengelolaan dividen tersebut.
“Dan, tentu ada lagi kebijakan makropurdensial yang belum bisa kami sampaikan,” imbuh mantan menteri keuangan tersebut.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengungkapkan, kebijakan baru pengelolaan dividen tersebut akan diterapkan pada industri perbankan.
"Namun masih dikaji, masih sangat awal,” tutur dia.
Disinggung apakah kebijakan tersebut untuk meningkatkan penerapan standar perbankan internasional Basel III di Indonesia, Juda hanya tersenyum dan enggan menjawab.
Ia mengisyaratkan, peluang penurunan suku bunga acuan sebagai relaksasi kebijakan moneter pada tahun ini relatif kecil.
Namun, rencana pelonggaran kebijakan terhadap perbankan, seperti penerapan perhitungan rata-rata Giro Wajib Minimum (GWM Averaging) dipastikan akan diterapkan di kuartal II.
Juda menambahkan, GWM Averaging akan menggunakan periode perhitungan rata-rata selama dua pekan, dengan bobot yang dihitung rata-rata adalah 1,5 persen dari besaran rasio GWM saat ini sebesar 6,5 persen.
Pada RDG kuartal-an 15-16 Februari 2017, BI mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4,75 persen. Ini sekaligus menandakan berhentinya penurunan suku bunga acuan sejak lima bulan lalu, ketika BI memangkas 7-Day Reverse Repo Rate dari level 5 persen.