Industri Asuransi Jiwa Disebut Merugi, AAJI Sanggah Data OJK

CNN Indonesia
Kamis, 16 Feb 2017 13:38 WIB
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, perhitungan OJK merupakan data unaudited yang belum seluruhnya dilaporkan oleh perusahaan asuransi jiwa.
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, perhitungan OJK merupakan data unaudited yang belum seluruhnya dilaporkan oleh perusahaan asuransi jiwa. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) buka suara terkait rilis data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang melansir kerugian hingga Rp3,54 triliun yang dialami industri asuransi jiwa pada tahun lalu.

Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, hasil perhitungan OJK merupakan data unaudited yang belum seluruhnya dilaporkan oleh para perusahaan asuransi jiwa.

"Sebenarnya untuk saat ini masih belum valid kalau bicara soal laba. Data yang kita terima adalah data teknik. Nanti kalau mereka (para anggota) sudah masukan laporan keuangan per 31 Maret baru kita bicarakan soal laba. Data di OJK adalah data sebelum diaudit. Umumnya laba akan naik jika datanya sudah audited," ujar Hendrisman dalam konferensi pers di kantor pusat AAJI, Kamis (16/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendrisman mengatakan, secara keseluruhan kinerja industri asuransi jiwa tahun lalu terbilang sangat baik. Hal ini terlihat dari total pendapatan yang mencapai Rp208,92 triliun tumbuh 57,4 persen dari tahun 2015 yang sebesar Rp132,74 triliun.

Pendapatan premi industri itu juga meningkat 29,8 persen menjadi Rp168,04 triliun dari tahun 2015 yang sebesar Rp128,66 triliun.

Sepanjang 2016, total klaim dan manfaat yang dibayarkan meningkat 32,4 persen menjadi Rp96,05 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp72,57 triliun.

Meskipun dinilai ada kerugian pada tahun lalu, Hendrisman berasumsi kerugian itu disebabkan oleh beban tinggi yang harus ditanggung perusahaan asuransi dalam upaya untuk meningkatkan penetrasi bisnisnya di Indonesia.

"Kalau diasumsikan, pada tahun lalu itu mungkin ada perusahaan yang jor-joran untuk penetrasi pasar untuk mendapatkan premi tinggi. Sehingga meningkatkan cost," kata Hendrisman.

Sampai dengan hasil kuartal IV tahun lalu, hasil investasi industri asuransi jiwa meningkat pesat hingga 2.145,5 persen ke nominal Rp33,94 triliun dibanding tahun 2015 lalu. Menurut Direktur Utama Jiwasraya itu, perbaikan hasil invetasi itu merupakan dampak dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bullish tahun lalu.

Tercatat, investasi di instrumen saham memberikan pertumbuhan nilai imbal hasil hingga 41,1 persen dari Rp82,2 triliun di 2015 menjadi Rp116,02 triliun di 2016.

"Dengan hasil perolehan ini, perlu digarisbawahi, bahwa industri asuransi jiwa nasional terus tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, didasari antara lain oleh tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi jiwa yang meningkat," ujar Hendrisman.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER