Kemendag Akan Evaluasi ITPC dan Pejabat Atase Beberapa Negara

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Selasa, 21 Feb 2017 18:38 WIB
Evaluasi dibutuhkan, mengingat beberapa penempatan pejabat atase dan ITPC yang dinilai kurang efektif, karena terbatasnya potensi pasar dari suatu negara.
Evaluasi dibutuhkan, mengingat beberapa penempatan pejabat atase dan ITPC yang dinilai kurang efektif, karena terbatasnya potensi pasar dari suatu negara. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku akan segera mengevaluasi kinerja Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan penempatan pejabat atase di beberapa negara.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, evaluasi ini terbagi atas beberapa hal, mulai dari penetapan target pertumbuhan ekspor, pemetaan komoditas yang layak dipasarkan, hingga melihat persaingan yang ada di negara tujuan ekspor.

"Kami akan evaluasi penempatan atase perdagangan dan negara ITPC dilihat dari perdagangan dan potensi dengan negara tersebut," ujarnya di sela Rapat Kerja (Raker) Kemendag di Hotel Borobudur, Selasa (21/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evaluasi dibutuhkan, mengingat beberapa penempatan pejabat atase dan ITPC yang dinilai kurang efektif, karena terbatasnya potensi pasar dari suatu negara.

Oleh karenanya, Enggar mengatakan, akan mendata seluruh penempatan pejabat atase dan ITPC yang kurang efektif untuk dipindahkan ke negara lain yang memiliki potensi pasar lebih besar.

Setelah dipindahkan, sambung dia, Kemendag akan memantau dengan jeli perkembangan tiap-tiap ITPC dan kinerja pejabat atase untuk melihat potensi pasar secara jangka panjang.

"Misalnya, mengadakan pameran. Nanti dihitung berapa dampak dari pameran itu, apakah berlanjut usai pameran atau tidak," imbuh dia. 

Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Enggar mengklaim, telah memberi instruksi langsung kepadanya mengenai beberapa negara yang potensial untuk dibidik sebagai pasar baru. Sebut saja, Afrika Selatan, India, Pakistan, Bangladesh, negara-negara di kawasan Timur Tengah hingga negara-negara di kawasan Eurasia. 

Sementara itu,  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, Indonesia memang harus bisa meningkatkan ekspor ke negara-negara non-tradisional, seperti India.

"India itu siapa sangka, bulan kemarin besar ekspor kita ke sana. Ekspor ke India bahkan melampau ekspor ke Jepang. Itu didominasi oleh batu bara dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO)," kata Darmin pada kesempatan yang sama.

Menurutnya, pengembangan dan perluasan pasar ekspor menjadi syarat mutlak bagi Indonesia bila ingin meningkatkan ekspor dan mengejar pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 5,2 persen di tahun ini.

"Sangat penting untuk mengembangkan ekspor karena tidak mungkin kita menunggu ekonomi dunia membaik," tutup Darmin.

Sebelumnya, Jokowi menyindir jajaran Kemendag yang tidak memiliki terobosan dalam memanfaatkan pejabat atase dan ITPC. 

"ITPC gitu-gitu saja. Maaf, saya ngomong apa adanya. Pameran juga tidak ada pembaruan. Pasar-pasar baru saya kira banyak sekali yang tidak pernah kita urus," pungkasnya. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER