Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuh bursa efek dari enam negara di kawasan ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang saling membangun guna mendongkrak nilai kapitalisasi pasar. Tak hanya itu, skema pencatatan saham antar negara (
cross listing) juga dibahas.
"Kami berpikir bagaimana caranya ASEAN sebagai saudara serumpun bisa bekerja sama, berkompetisi tetapi tetap harmoni. Kesepakatan yang saling membangun," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio seperti dilansir dari
Antara, Jumat (3/3).
Menurut Tito, jumlah perusahaan yang terdaftar di tujuh bursa efek di enam negara di kawasan Asia Tenggara mencapai sekitar 3.800 perusahaan yang menjadikannya terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, jika disatukan, lanjut dia, akan melampaui bursa efek di New York, Amerika Serikat atau di Jepang.
Namun, nilai perdagangan pada bursa efek di kawasan ASEAN, kata dia, masih di bawah 1 persen dunia, tingkat kapitalisasi pasar hanya mencapai 3,1 persen dunia dan likuiditas yang baru mencapai 40 persen.
Untuk itu, batasan-batasan seperti peraturan antarnegara kini mulai dicarikan solusi agar bursa efek ASEAN itu dapat bekerja sama.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga disepakati soal fasilitasi permasalahan yang timbul pada perusahaan di kawasan ASEAN yang terkadang tidak boleh melepaskan saham ke publik.
Upaya melakukan
cross listing atau skema perusahaan untuk melantai di bursa negara lain di kawasan ASEAN juga dibahas. Hal itu menyangkut standarisasi dan pengakuan terhadap profesional untuk bisa merambah negara lain satu sama lain.
Terkait
cross listing yang masih terkendala karena peraturan setiap negara berbeda, Tito menjelaskan hal tersebut masih dapat ditempuh dengan cara lain yakni melalui Sertifikat Penitipan Efek Indonesia atau Indonesian
Depository Receipt (IDR).
Indonesia dan Malaysia, ucap Tito, telah menandatangani kerja sama bilateral terkait
cross listing serta adanya evaluasi perdagangan bersama antara Malaysia, Singapura dan Thailand.
"Kami coba
listing 10 perusahaan di dua negara dulu, akan bertahap. Kami ingin secepatnya tetapi peraturan akan kami akali dengan
listing IDR," imbuh Tito.
Hadir dalam pertemuan tersebut tujuh direktur utama atau perwakilan dari bursa efek di enam negara ASEAN yakni Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia dan Vietnam (dua bursa efek).
(gir)