Padahal menurut Anton, sebagai lembaga yang sangat krusial dalam menentukan aturan dan kebijakan, OJK perlu melibatkan pelaku industri untuk mendapat masukan dan saran yang komprehensif terkait perkembangan industri keuangan baik bank maupun non bank.
Dibandingkan dengan industri keuangan bank, industri keuangan non bank dinilai yang paling harus banyak mendapat perhatian dan respon cepat dalam menghadapi perkembangannya.
"Non bank termasuk yang secara relatif, regulasinya kurang begitu kuat dibanding perbankan. Perbankan sudah sangat
rigid, cuma yang non bank ini yang tersendat. Termasuk soal investasi, karena investasi bodong sekarang banyak sekali," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Aksi penipuan investasi Pandawa. (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor) |
Namun secara umum, ia berharap pimpinan OJK nantinya memiliki karakter kepimpinan yang kuat. Jabatan sekelas Kepala Eksekutif diharapkan lebih berperan dalam mengambil arah kebijakan dan koordinasi antara otoritas dengan pelaku industri,
"Korelasi dan kerja samanya harus diperkuat. Dan termasuk orang-orangnya ini yang bisa diharapkan. Memiliki link atau pemikiran yang jauh ke industri. Tapi bukan yang karena sudah mau pensiun saja masuk sana. Jadi bukan hanya soal penempatan," pintanya.
Dalam hasil penetapan 35 nama, beberapa nama yang berasal dari industri keuangan antara lain Riswinandi yang merupakan Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Sigit Pramono mantan Ketua Umum Perbanas, Ketua Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Zulkifli Zaini yang juga sempat menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri, serta mantan Direktur Utama BNI Life Ahmad Junaedy Ganie.
(gen)