Mei 2017, Mandiri Tunas Finance Rilis Obligasi Maksimal Rp1 T

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 08 Mar 2017 18:04 WIB
Dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk merustrukturisasi obligasi yang telah jatuh tempo tahun ini.
Dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk merustrukturisasi obligasi yang telah jatuh tempo tahun ini. (Dok. Mandiri Tunas Finance)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) berencana merilis surat berharga (obligasi) senilai Rp500 miliar hingga Rp1 triiun pada Mei 2017. Dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk merustrukturisasi obligasi yang telah jatuh tempo tahun ini.

Direktur Keuangan MTF Arya Suprihadi mengatakan, tahun ini perseroan menargetkan pendanaan senilai Rp20 triliun. Dengan porsi 60 persen atau Rp12 triliun berasal dari pendanaan bersama (join financing) dengan sang induk usaha PT Bank Mandiri Tbk. Sementara sisanya, Rp8 triliun akan diperoleh dari pinjaman bank lain dan penerbitan obligasi.

MTF sendiri memiliki jatah untuk melakukan Penerbitan Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi hingga Rp3 triliun. Namun, tahun lalu perseroan telah menerbitkan obligasi hingga Rp500 miliar, sehingga MTF masih memiliki jatah untuk PUB lagi hingga Rp2,5 triliun. Ia berharap kupon obligasi yang diterbitkan nanti bisa berada di bawah level 9 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jatahnya itu sampai tahun depan, jadi sisanya akan digunakan di tahun depan. Kita lihat juga market-nya karena tahun ini prediksinya The Fed akan menaikkan suku bunga. Khawatirnya akan signifikan juga di obligasi makanya dilihat size-nya berapa," ujar Arya, Rabu (8/3).

Selain itu, MTF juga akan menjajaki pinjaman luar negeri dalam bentuk rupiah. Namun upaya tersebut juga harus menunggu kondisi pasar cross currency swap yang dipengaruhi sentimen The Fed.

Arya mengatakan, MTF tidak begitu menargetkan berapa banyak pinjaman yang akan diambil tahun ini, jika kondisi pinjaman yang ditawarkan dari dalam negeri telah cukup memadai.

"Jadi belum ada target spesifik yah, jadi bisa saja kita masih menggunakan pinjaman dalam negeri karena rasanya dari dalam negeri masih cukup, dari perbankan yang biasa memberi pinjaman kita juga masih cukup memadai," jelasnya.

Di samping itu, opsi untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal melalui penawaran saham perdana (IPO) juga masih menjadi pertimbangan perusahaan. Selain menunggu restu dari sang induk usaha, MTF juga masih melakukan kajian di kondisi pasar sampai waktu yang memungkinkan.

"Mengenai IPO semua opsi kita jajaki untuk pembiayaan dan tergantung kondisi market. IPO kajiannya masih dilakukan, tapi apakah tahun ini atau tahun depan tergantung pasar," pungkasnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER