Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Maret 2017 sebesar US$81,9 per metrik ton. Angka ini menurun 1,7 persen dibandingkan posisi bulan sebelumnya, yaitu US$83,32 per metrik ton.
Kendati demikian, harga ini masih lebih baik jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$51,62 per metrik ton. Bahkan, harga bulan ini lebih baik ketimbang bulan yang sama dalam tiga tahun terakhir.
Pada Maret 2014, HBA tercatat sebesar US$51,62 per metrik ton. Lalu, HBA pada Maret 2015 tercatat US$67,76 per metrik ton dan turun kembali ke angka US$51,62 per metrik ton pada Maret 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, turunnya HBA pada Maret ini disebabkan karena puncak kebutuhan batu bara dunia mulai menurun. Hal ini dikarenakan musim dingin di negara-negara empat musim sudah selesai.
Di samping itu, sentimen juga muncul dari China, di mana jam kerja perusahaan tambang batu bara sudah kembali ke kondisi normal. "Bahkan, cenderung terjadi kelebihan produksi," ujar Sujatmiko kepada CNN Indonesia, Rabu (8/3).
Pelemahan harga ini membuat rata-rata HBA sepanjang tahun ini sebesar US$83,81 per metrik ton. Pun demikian, angka ini masih lebih baik dibanding rata-rata harga batu bara sepanjang tahun lalu yang cuma US$61,84 per metrik ton.
(bir/gen)