Jakarta, CNN Indonesia -- PT PP Properti Tbk terus menjajaki kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dengan skema
join venture (JV) dalam menggarap proyek
transit oriented development (TOD) baik di Jakarta maupun di Bandung.
Direktur Utama PP Properti Taufik Hidayat menjelaskan, pihaknya berharap JV ini bisa dibuat semester I ini. Sehingga, pembangunan bisa dimulai pada kuartal III atau IV tahun ini.
"Jadi untuk proyek TOD masih dilakukan kajian pengembangan kerja sama dengan KAI. Di sana kan ada stasiun kereta api, kami kembangkan di sana jadi tunggu dapatkan hak TOD," ungkap Taufik, Rabu (8/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan, pengkajian yang dilakukan juga belum final sampai pada ruas jalur kereta api mana saja yang akan dilakukan pengembangan.
Secara terpisah, Direktur Keuangan PP Properti Indaryanto menyebut kesepakatan antara PP Properti dan KAI dalam menjalankan proyek ini diharapkan bisa dibuat maksimal Mei mendatang untuk lahan di Bandung.
"Yang di Bandung Mei lah, tapi kami juga ada target yang di Jakarta," ucap dia.
Untuk di Jakarta, lahan yang dibidik oleh perusahaan diantaranya, di Manggarai dan Juanda. Namun, Indaryanto mengaku, pihaknya masih sulit untuk melakukan kerja sama di lokasi tersebut disebabkan banyaknya perumahan warga di sekitarnya. Sehingga, faktor pembebasan lahan di sekitarnya masih menjadi bahan kajian utama PP Properti dan KAI.
"Nah itu agak berat, Manggarai kan diisi orang jadi kan harus ada pembebasan lahan atau diusir dulu," katanya.
Nantinya, jika rencana ini berhasil, maka PP Properti dan KAI akan berbagai keuntungan dalam proyek properti yang dibangun dalam konsep TOD tersebut. Untuk porsi kepemilikan sahamnya sendiri masih dibicarakan.
"Nanti porsi tergantung perjanjiannya seperti apa," imbuh Indaryanto.
Meski belum mencapai kesepakatan , tetapi PP Properti meyakini nantinya akan membangun proyek kawasan terpadu (
mixed used), di mana apartemen atau rumah tapak akan menjadi pembangunan tahap pertamanya.
Namun, perusahaan juga akan masih melihat kondisi pasar untuk mengetahui kebutuhan pasar di masing-masing lokasi. Sehingga, pihaknya masih belum memastikan betul nantinya akan dibangun apartemen atau rumah tapak.
"Jadi apakah rumah tapak, apartemen atau ada gedung perkantoran. Tapi nanti juga ada mal atau mungkin rumah toko gitu. Jadi nanti dilihat dulu," tutup Indaryanto.